KedaiPena.Com – Mantan Aktvis 98, Ubedilah Badrun mengatakan, kelompok Mahasiswa yang menggelar demonstrasi di rumah mantan Presiden ke 6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merupakan tindakan yang salah fokus.
Pasalnya, kata Ubde, posisi mahasiswa sebagai kelas menengah terpelajar seharusnya mengambil posisi independen yang kritis terhadap pemerintah, bukan pada satu orang.
“Problem bangsa saat ini bukan SBY, tetapi rezim saat ini (Jokowi)Â salah kelola negara yang mengakibatkan kelesuan ekonomi yang cukup lama dan kesenjangan ekonomi dengan rasio gini yang tinggi mencapai 0,41,” ujar Ubed kepada KedaiPena.Com, Senin (6/1).
“Utang negara yang melambung kurang lebih 3.800 Triliun, dominasi asing yang terlalu besar melebihi 53 % di sejumlah sektor, lalu pengangguran yang terus bertambah di tingkat lulusan SLTA yang mencapai 1,3 juta lebih adalah persoalan serius saat ini,” kata Ubed.
Direktur Pusat Studi Sosial Politik (Sospol) ini menambahkan, selain salah kelola ekonomi, rezim Jokowi – JK juga gagal mengelola harmoni sosial politik karena perilaku politik rezim justru membuka lebar ruang dis-harmoni, seperti membuka ring bagi munculnya para petarung.
“Ini terlihat dari komunikasi politik yang saling menyerang diantara elit politik dan bahkan dengan tokoh agama,” sesal Akademisi Universitas Negeri Jakarta ini, .
Menurut Ubed, bila setiap episode sejarah selalu menyalahkan rezim masa lalu, maka bangsa ini tidak akan pernah maju. Pasalnya, sambung dia, jika dikorek masa lalu mantan Presiden tidak hanya SBY, semuanya menyimpan sejumlah persoalan serius, dari Soekarno, Soeharto, Habibie, Gusdur, sampai Megawati dan SBY dan juga termasuk Jokowi.
“Biasanya kalau gerakan mahasiswa salah fokus itu menunjukan ada indikasi kuat bahwa itu bukan murni gerakan mahasiswa tetapi digerakan atau dimanfaatkan oleh kelompok politik tertentu yang memiliki masa lalu dengan SBY,” tutur Ubed.
Dan dalam hal ini, tegas Ubed, ada semacam konstruksi berfikir historis yang dipaksakan, yang lompat dari realitas saat ini, lalu menjadi alat untuk menjatuhkan kesalahan pada SBY semata.
“Saya berharap gerakan mahasiswa segera kembali ‘On the track’ Kembali pada ‘Khittonya’ sebagai ‘Moral force atau oposisi permanen dan juga ‘Agent of changes’ ,” tukasnya.
Laporan: Muhammad Hafidh