KedaiPena.Com- Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) baru saja menjatuhkan sanksi kode etik kepada 9 Hakim MK. Di antara hakim lainnya, Ketua MK Anwar Usman diberikan sanksi kode etik paling berat berupa pencopotan. Sekedar informasi, sanksi kode etik yang dijatuhkan MKMK ini diberikan buntut putusan MK terkait batas usia capres-cawapres.
Aktivis 98, Uchok Sky Khadafi menganggap meski ada putusan MKMK hal itu tidak mengubah apapun yang menjadi kritikan utama publik. Kritik tersebut soal makin suburnya dinasti politik Jokowi pasca keluarnya putusan MK terkait syarat capres-cawapres.
“Putusan MKMK yang jelas tidak bisa membendung laju dinasti yang tengah membuldoser bangunan konstitusi kita. Meski demikian kita harus tetap hargai proses hukum tersebut (putusan MKMK)” ujarnya, Rabu,(8/11/2023).
Uchok mengatakan, apa yang terjadi di MK tak lebih sebagai panggung pertunjukan yang menyihir mata publik.
“Jenis sihir itu ada tiga kalau mengutip bukunya Richard Dawkins berjudul The Magic of Reality. Pertama, sihir supranatural (sihir ini hanya ada dalam mitos dan dongeng) Kedua, sihir panggung (pertunjukannya menakjubkan tapi sebenarnya hanyalah trik dan tipuan belaka) Ketiga, sihir puitis (ilmiah).
Nah, apa yang terjadi di MK itu pas dengan jenis sihir nomor 2 yaitu sihir panggung. Penguasa menghadirkan trik-trik politik yang terlihat legitimate (karena berlindung di balik aturan/UU-prosedural). Padahal, trik-trik itu sebenarnya tidak benar-benar nyata (legitimate) karena kalau diuji publik, jelas itu penuh kepalsuan dan tipu muslihat,” tegasnya.
Direktur Eksekutif Center for Budget Analysis (CBA) ini mengatakan, dalam sihir panggung, banyak instrumen yang dimainkan para magician/pesulap yang terlihat masuk akal tapi sebenarnya ilogic.
“Misal kita sering lihat pesulap masukan sapu tangan lalu berubah jadi merpati. Secara nalar kan itu sulit dicerna. Pun dengan penguasa saat ini, menyulap bidaknya untuk jadi perdana menteri (merujuk pada permainan catur-dalam hal ini perdana menteri bisa disamakan dengan cawapres tertentu). Meski tak masuk akal tapi hal itu terjadi,” sindirnya.
Menurutnya, pertunjukan sihir panggung hanya bisa dibendung oleh kekuatan nalar publik.
“Sihir puitis (ilmiah) yang mampu bendung itu. Publik harus terus mengaktifkan nalar untuk terus menguji trik-trik yang dimainkan para pemain sihir panggung saat ini. Jangan sampai kewarasan kita dikalahkan oleh kepalsuan dan tipu muslihat,” tandasnya.
Laporan: Muhammad Lutfi