KedaiPena.Com – Jagat perpolitikan nasional dihebohkan oleh akrobat politisi senior Partai Golkar Fadel Muhammad mengenai ketidakharmonisan partainya dalam mendukung pasangan capres dan Cawapres, Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin.
Pria yang pernah menjabat sebagai Menteri Kelautan Republik Indonesia menilai bahwa internal Golkar rawan perpecahan akibat tak dipilihnya kader Golkar sebagai cawapres oleh Jokowi.
Pernyataan Fadel ini pun menuai respon dari sesama kader Golkad, Satya W Yudha. Satya yang pernah bersama-sama Fadel di Komisi VII DPR RI menyebut bahwa pernyataan tersebut sangat tidak mendasar.
“Lebih ke pernyataan individu,†tegas Satya saat dihubungi KedaiPena.Com, Kamis, (23/8/2018).
Wakil Ketua Komisi I DPR RI ini memastikan bahwa partainya senantiasa tetap satu barisan untuk mendukung pasangan Jokowi-Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019 nanti.
Hal tersebut, lanjut Satya, mengacu kepada hasil Rapimnas dan Munaslub Partai Golkar yang mendukung Jokowi sebagai calon Presiden. Sikap itu tidak mengalami perubahan hingga sekarang.
“Itu pernyataan pribadi Pak Fadel, karena rujukan tidak ada. Kita harapkan tetap konsisten (Rapimnas dan Munaslub),†kata Satya.
Jika menilik ke belakang, romantisme Golkar dan Prabowo Subianto bukanlah sesuatu hal yang baru. Partai berlambang pohon beringin itu merupakan pendukung Prabowo yang saat itu mengandeng Ketua Umum PAN Hatta Rajasa pada Pilpres 2014.
Namun demikian, Golkar sendiri memutuskan hengkang Koalisi Merah Putih (KMP) pasca Musyawarah Luar Biasa Golkar di Nusa Dua, Bali tahun 2016 silam. Saat itu, Golkar berbalik arah mendukung Jokowi.
Selepas Munaslub di Bali, Golkar semakin dekat dengan rezim pemerintahan Jokowi. Bahkan Golkar mendapatkan satu slot menteri sesusai munaslub di Bali. Ialah Airlangga Hartato Ketum Golkar saat ini yang diangkat sebagai Menteri Perindustrian.
Tak berhenti disitu, saat Ketua Umum Golkar Setya Novianto menjadi tersangka korup e-KTP, kedekatan Jokowi dengan Golkar tak luntur. Malahan, Jokowi mengantarkan Airlangga Hartato untuk menduduki kursi tertinggi Golkar.
Posisi menteri dari Golkar pun ditambah dengan terpilihnya Sekjen Golkar Idrus Marham sebagai Menteri Sosial menggantikan Khofifah Indraparwangsa yang memutuskan maju sebagai cagub di Pilkada Jawa Timur.
Pengamat Politiik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Wasisto Raharjo Jati menilai wajar pernyataan yang disampaikan oleh Fadel Muhammad. Hal tersebut lantaran selama ini Golkar memang mempunyai banyak faksi.
“Saya pikir pernyataan (Fadel) itu bagian dari dinamika faksi yang kecewa saja dalam internal partai sehingga berani mengeluarkan pernyataan demikian,†ujar dia saat dihubungi terpisah oleh KedaiPena.Com.
Fadel, lanjut Wasisto, memang merupakan politisi oportunis yang bisa berkomunikasi baik dengan faksi manapun. Hanya saja dia merupakan bagian dari produk lama elit Golkar yang ingin meneruskan tradisi bahwa kader internal harus duduk di jabatan politik tertinggi.
“Tapi saya pikir Golkar adalah tipikal partai yang berkarakter ‘office-seeking oriented’. Jadi semisal dengan pertimbangan elektabilitas Jokowi dan peluang kursi jabatan publik minimal menteri. Tentu sangat sulit bagi Golkar tuk menerima pinangan Gerindra,†tutur Wasisto.
Diterima Berkarya, Diragukan Gerindra
Polemik pernyataan Fadel Muhammad pun turut direspon oleh partai pendukung Prabowo-Sandiaga. Ketua DPP Partai Berkarya Andi Picunang yang mengaku bersyukur bilamana Golkar memberikan dukungannya kepada Prabowo-Sandiaga.
“Alhamdulillah bila demikian. Semakin banyak yang gabung semakin bagus. Peluang menang semakin besar. Saya tahu persis mental kader sebagian Golkar, karena saya juga mantan Golkar, ke mana arah angin kemenangan ke situ kader melaju,†tutur Andi kepada KedaiPena.Com, Kamis (23/8/2018).
Andi pun mengaku bahwa Berkarya sangat menyambut baik bilamana ada kader Golkar yang memang mendukung pasangan Prabowo-Sandiaga. Andi pun menilai wajar pernyataan dari Fadel.
“Jadi wajar saja bila Bang Fadel demikian, apalagi kalau tak diberi peran maksimal di kubu sana. Welcome. Dukung presiden belum tentu dukung partai lain kan? Jadi tidak masalah,†tutur dia.
Berbeda dengan Berkarya yang menyambut baik bilamana perlihal dukungan Golkar kepada Prabowo-Sandiaga, Gerindra mengatakan bahwa keputusan diterimanya dukungan Golkar di koalisi haruslah dibicarakan terlebih dahulu.
“Kalau sampai pernyataan Pak Fadel tersebut terjadi, tentu sebelumnya akan ada pembicaraan dengan pasangan calon bersama partai-partai koalisi pengusung dan pendukungnya,†ujar kader Gerindra di Senayan, Harry Poernomo.
Anggota Komisi XI DPR RI ini mengatakan banyak faktor yang harus dibahas bersama partai-partai koalisi Prabowo Sandi sebelum menerima Golkar bergabung.
Meski demikian, Harry menilai, hal tersebut mungkin saja terjadi. Terlebih lagi jika melihat sifat Golkar yang selama ini terkenal mudah berubah haluan.
Jadi apakah karena Fadel, nostalgia Golkar dan Prabowo akan benar-benar terulan, kita tunggu saja.
Laporan: Muhammad Hafidh