KedaiPena.Com – Kejadian COVID 19 yang terjadi di seluruh dunia ternyata mengakibatkan penurunan fokus pada penyakit lainnya. Salah satunya adalah campak.
Potensi peningkatan paparan campak menjadi kekhawatiran para ahli kesehatan karena selama pandemi terjadi penurunan tingkat vaksinasi yang seharusnya dilakukan secara terjadwal.
Juru Bicara COVID 19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, selama masa pandemi memang terjadi perlambatan vaksinasi rutin. Hal ini, kata dia, termasuk salah satunya adalah Vaksinasi untuk campak.
“Secara keseluruhan, cakupan vaksinasi rutin baru 45 persen,” kata Nadia saat dihubungi, Jumat (6/8/2021).
Ia menyatakan, pihak Kementerian Kesehatan terus mendorong orang tua untuk tetap melakukan vaksinasi campak secara rutin.
“Kementerian terus mendorong masyarakat agar tetap menjalankan imunisasi untuk anaknya dengan mendatangi puskesmas atau layanan kesehatan lainnya selama masa pandemi ini,” ucapnya.
Dan kejadian ini tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga di seluruh dunia, seperti yang diungkapkan oleh Penasihat Teknis Senior Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Campak dan Rubella Dr Natasha Crowcroft yang menyatakan bahwa kepedulian akan campak, semakin menurun akibat adanya pandemi COVID ini.
“Campak telah diturunkan ke penyakit yang terabaikan karena semua fokus saat ini adalah pada COVID-19. Orang-orang tampaknya telah mengabaikan betapa seriusnya campak, menganggapnya remeh,” kata Crowcroft dalam salah satu acara kesehatan.
Hingga 15 persen orang yang terinfeksi campak meninggal karena komplikasi di lingkungan dengan sumber daya rendah, seperti kamp pengungsi.
Namun, sejak 2016, angka kematian campak telah meningkat hingga 50 persen, merenggut sekitar 207.500 nyawa pada 2019.
Ini adalah angka kematian yang meningkat dikombinasikan dengan fakta bahwa pada 2019 ada 870.000 kasus campak yang dilaporkan – jumlah tertinggi dalam hampir seperempat abad, yang mengejutkan karena campak sangat dapat dicegah dengan vaksin.
“Sebelum dimulainya pandemi, daerah-daerah tertentu berada di jalur yang tepat untuk memberantas campak melalui vaksinasi tetapi kemajuannya telah melambat sekarang. Masih ada upaya untuk memberantas campak, tetapi itu tidak akan terjadi dengan sangat cepat, dan mungkin membutuhkan waktu bertahun-tahun. Campak adalah pembunuh besar dan bukan penyakit yang bisa dianggap remeh,” ucapnya tegas.
Crowcroft memperingatkan bahwa vaksinasi yang buruk dalam dekade terakhir dan masalah lain, seperti meningkatnya kekurangan gizi, dapat menciptakan badai yang sempurna untuk wabah, berpotensi di tingkat global.
“Kita perlu mengambil tindakan sekarang, dan bukan hanya fasilitas kesehatan dan pekerja medis, tetapi juga para pemimpin politik.” tandasnya.
Laporan: Natasha