KedaiPena.Com – Pemangku Radja Muda Keradjaan Atjeh Darussalam di Negeri Makassar, YM PRM DT. Capt. Akbar Yahya Yogerasi, SE, M.Mar Al-Haj diberi gelar sebagai Doktor Honoris Causa oleh Rajah Buayan Cultural Institute Filipina, di Darul Ihsan Keradjaan Atjeh Darussalam, Sabtu (3/9).
“Penganugerahan Doctor Honoris Causa dalam bidang kemanusiaan agar dapat menjadikan pribadi yang handal dalam berbangsa dan bernegara. Hubungan antara Keradjaan Atjeh Darussalam dan Rajah Buayan Cultural Institute yang telah terjalin selama ini akan semakin ditingkatkan dalam kancah internasional,†kata President of the Rajah Buayan Cultural Institite – Phillippines HRH Putri Aizian Utto Camsa, PhD dalam sambutannya.
Sementara itu, dalam acara yang dihadiri oleh PSB DYMM Tuanku Muhammad (ZN) I Al-Haj dan para Dato dari negara tetangga Malaysia dan Singapura, Akbar Yahya Yogerasi mengatakan bahwa anugerah itu akan dijadikan sebagi pemicu untuk lebih meningkatkan bakti kepada nusa dan bangsa, melalui jalur pendidikan dan kemanusiaan dalam mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara
“Sebagai anak bangsa, adalah menjadi tugas untuk mengisi kemerdekaan dalam berbangsa dan bernegara,†kata Akbar sesaat setelah menerima gelar itu.
Akbar yang dilahirkan di Makassar (Bontonompo – Gowa ). Saat ini aktif sebagai tenaga Pengajar dan Penguji di Balai Pendidikan Penyegaran dan Peningkatan Ilmu Pelayaran ( BP3IP ) Jakarta dan juga sebagai Politisi yaitu salah satu Ketua DPP Partai Demokrat ini menambahkan, kedepan tentunya akan lebih meningkatkan hubungan yang sudah baik menjadi lebih baik dengan Rajah Buayan Cultural Institute.
“Bahwa kehidupan berbangsa dan bernegara antara kedua negara Republik Filipina dan Republik Indonesia tentunya akan lebih menciptakan perdamaian dan tetap menjaga dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian dalam hubungan antar negara yang bertetangga,†pungkasnya.
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, kata Akbar, kearifan lokal Bangsa Indonesia menjadi sesuatu yang mutlak bagi semua pihak untuk tetap melestarikannya. Terkhusus sebagai anak bangsa yang lahir di Makassar, tentunya memahami kearifan lokal budaya Suku Bugis Makassar yang sampai saat ini masih terjaga kelestariannya, yang langsung di implementasikan dalam hidup dan kehidupan budaya suku Bugis Makassar ialah ‘SIPAKATAU’ – ‘SIPAKAINGA’ dan ‘SIPAKALABBIRI’.
“Tentunya kearifan lokal budaya suku Bugis Makassar tersebut dapat dimiliki oleh para pemimpin bangsa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Siapakatau adalah cerminan bahwa marilah kita bersama-sama menjadikan manusia seutuhnya dalam hidup dan kehidupan dan Sipakainga adalah cerminan dari saling mengingatkan antara satu dengan yang lainnya agar terhindar dari perbuatan tercela, serta Sipakalabbiri adalah cerminan dari saling menghargai antara yang satu dengan yang lain sehingga tercipta kehidupan harmoni,†jelas Akbar.
(Dom)