KedaiPena.Com – Salah satu akar permasalahan dari maraknya tindakan perdagangan orang hingga kekerasaan seksual yang terjadi di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari masalah sosio- ekonomi.
Hal tersebut disampaikan oleh tokoh perempuan Rahayu Saraswati dalam webinar dengan tema Awas, Kejahatan Pada Anak dan Remaja Mengintai, Minggu, (20/9/2020).
“Apa yang menjadi akar permasalahan salah satunya dari perdagangan orang hingga kekerasaan seksual pasti dari sosio -ekonomi,” kata Saraswati begitu ia disapa.
Saraswati menjelaskan, dari sosio- ekonomi timbul dan muncul exploitasi dan kerentanan sehingga tindakan perdagangan orang serta kekerasaan seksual muncul.
Saraswati menambahkan, karena kata kunci dari UU Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang atau TPPO ini juga berbicara soal ekploitasi dan kerentanan.
“Kalau kita bicara sosio – ekonomi akan berbicara soal pemberdayaan masyarakat. Bagaimana pemerintah menitikberatkan dan memfokuskan pemberdayaan Masyarakat salah satunya melalui lapangan pekerjaan,” tegas Saraswati.
Waketum Partai Gerindra ini menambahkan, karena tidak ada kemampanan secara ekonomi banyak pada akhirnya para orang tua yang tidak maksimal dalam menerapkan pola asuh anak.
“Banyak dari itu berakar dari ketidakhadiran salah satunya orang tua bukan berarti mereka tidak ada secara fisik ya,” jelas Saraswati lagi.
Hal tersebut, lanjut Saraswati, membuat banyaknya anak terlepas pengawasan sehinggg terlibat dalam pergaulan bebas, atau mengakses pornografi di gadget hingga dijadikan target oleh pedofil dari sosial media.
“Banyak sekali yang terjadi di dapil saya Jawa Tengah 4 waktu masih menjadi anggota DPR kebanyakan nenek kakak yang mengawasi serta embesarkan mereka atau dititip ke bibi, om dan tante dan orang tuanya tidak hadir,” ungkap Saraswati.
Orang Tua Harus Hadir
Bakal calon Wakil Wali Kota Tangsel ini menegaskan bahwa dirinya sangat mendukung pola pengasuhan keluarga langsung sesuai dengan yang diperjuangkan oleh para pendamping dan pejuang anak.
“Salah satu hal yang melakukan revisi UU perlindungan anak. Yang harus diperbaiki ialah soal pengasuh. Sebab, bagaimana kalau yang mengasuh mereka lansia, kakek dan nenek mereka tidak tahu literasi soal gadget dan sosial media atau setting agar hape itu aman untuk anak,” imbuh Saraswati.
“Atau jangankan lansia banyak juga orang tua yang tidak tahu zoom itu apa. Kadang boro- boro untuk zoom soal kouta untuk menghadirkan pembelajaran jarak jauh aja mereka belum tentu mampu,” tambah Saraswati.
Meski demikian, eks Anggota DPR RI ini enggan menyalahkan hal tersebut lantaran memang masalah ekonomi membuat banyak orang tua terpaksa melakukan itu.
“Jadi bagaimana kita bicara peran dan pengawasan orang tua karena kondisi dimana kita tidak bisa menyalahkan mulai dari pendidikan mereka hingga mereka merantau dan akhirnya anak- anak di titipkan ke orang lainlain yang dimana mereka belum tentu mampu untuk melakukan pengawasan terhadap anak tersebut,” tandas Saraswati.
Laporan: Muhammad Hafidh