KedaiPena.Com – Akademisi Universitas Sumatera Utara (USU), Irfan Simatupang mengatakan, kebijakan kenaikan tarif air minum yang diberlakukan PDAM Tirtanadi diharapkan sejalan dengan meningkatnya kualitas, kuantitas da kontinuitas pelayanan air kepada pelanggan.
“Kita mengharapkan dengan adanya sosialisasi kenaikan tarif air ini nantinya PDAM Tirtanadi bisa meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan mereka ke semua pelanggan,” kata Irfan di sosialisasi kenaikan tarif PDAM Tirtanadi di Kantor Camat Medan Polonia, Kamis (6/4).
Irfa menekankan, perusahaan plat merah tersebut dapat menciptakan air yang siap diminum langsung dari keran air.
“Saya jadi ingat waktu saya masih kecil dulu, di mana saya sering meminum air sungai secara langsung dan itu kita harapkan kepada PDAM Tirtanadi agar bisa membuat air di keran langsung bisa diminum oleh pelanggan,” harapnya.
Kendati, Irfan mengakui, kenaikan tarif air yang telah diputuskan adalah keputusan yang wajar. Menurut ia, keputusan tersebut dapat diterima oleh para pelanggan. “Selama itu masih dalam kajian yang benar, kami rasa kenaikan tarif air minum ini bisa diterima dan ditolerir masyarakat,”katanya.
Sosialisasi kenaikan tarif air PDAM Tirtanadi ini banyak disambut positif oleh masyarakat. Meski, tak sedikit pula pertanyaan dari masyarakat tentang pelayanan dan air yang disalurkan PDAM Tirtanadi yang masuk ke rumah pelanggan yang dirasa belum memuaskan.
Seperti halnya Kepling 12 Kelurahan Polonia, Suratman yang mengaku bahwa kenaikan tidak menjadi masalah bagi dirinya dan para warga. Namun, katanya, dibalik dari kenaikan yang dicanangkan PDAM Tirtanadi tersebut, diharapkan agar air itu bersih dan layak dikonsumsi oleh pelanggan PDAM Tirtanadi.
Tak hanya itu, Suratman juga mengutarakan keluhannya, yakni terkait air yang disalurkan banyak mengandung pasir dan terkadang cacing pun keluar dari keran.
Mendengar pertanyaan tersebut, Direktur Air Minum PDAM Tirtanadi, Delviandri menjelaskan bahwa fenomena cacing ini dikarenakan kebocoran pada pipa. Cacing yang terjebak di pipa berkembang biak dan akhirya megalir ke rumah pelanggan.
Mengantisipasi itu, lanjut Delviandri, pihaknya acapkali memberikan disinfektan agar cacing tersebut tidak berkembang biak. “Itupun keluhan dari pelanggan akan secepat mungkin kami tindaklanjuti,” katanya.
Terkait air kotor, Delviandri menjelaskan bahwa hal itu disebabkan Wash Out (WO) atau pembuangan dari endapan air. “Nah mungkin air kotor sampai ke rumah pelanggan karena WO tidak dibuka. Kami sangat mengharapkan partisipasi dari pelanggan agar menghubungi halo tirtanadi apabila ada keluhan dan kami akan merespon dengan cepat keluhan dari pelanggan,” terang Delviandri.
Sementara itu pelanggan lainnya dari Kelurahan Sari Rejo, Sumantri, mempertanyakan biaya pemasangan baru yang harganya tidak sama. Ia mengaku dirinya diminta pihak PDAM Tirtanadi sekitar Rp5 Juta untuk pemasangan baru.
Kepling I Kelurahan Sarirejo, Gimun juga melontarkan pertanyaan senada. Ia yang merupakan warga Jalan Bilal Gang Bersama ini diminta Rp15 Juta untuk pemasangan baru, padahal katanya jarak antara gangnya dengan Jalan Bilal tidak jauh.
Mendengar itu, Direktur Air Minum Delviandri menegaskan bahwa pemasangan baru pelanggan PDAM Tirtanadi hanya dikenakan biaya Rp1,750,000. Lain hal, apabila rumah warga yang hendak menjadi pelanggan baru PDAM Tirtanadi jauh dari pipa distribusi, biaya pemasangan pipa ditanggung oleh warga yang hendak melakukan pemasangan baru.
Delviandri menyarakan, mengantisipasi mahalnya pemasangan biaya sambungan pipa ke pipa distribusi, diharapkan warga yang ada di sekitar daerah yang dimaksud untuk saling berkontribusi. “Karena apabila satu wilayah dipasang pipa penyambung, maka seluruh daerah tersebut bisa dialiri air dari PDAM Tirtanadi,” ujarnya.
Ia juga menyarankan kepada calon pelanggan PDAM Tirtanadi agar mendaftar dari website PDAM Tirtanadi apabila hendak melakukan pemasangan baru. “Di situ biayanya langsung tercantum,” katanya.
Laporan: Iam