KedaiPena.com – Ajang Debat Capres Cawapres yang digelar sebanyak lima kali oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), diharapkan dapat menjadi pintu bagi masyarakat untuk melihat pola pikir dan menggambarkan bagaimana kebijakan yang diambil oleh para capres cawapres jika memimpin negeri ini nantinya. Bukan hanya sekedar narasi formatif dan orasi pencitraan belaka.
Akademisi UNJ, Ubedilah Badrun mengharapkan Debat Capres yang akan digelar malam ini dapat menjadi ajang perdebatan yang sebenarnya.
“Bukan hanya sekedar ajang orasi, untuk kepentingan promosi. Tapi menjadi ajang perdebatan tentang pertahanan, isu geopolitik, dan yang penting adalah bagaimana mereka bisa memposisikan negara sebagai instrumen negara di bidang pertahanan negara dan memposisikan polisi di bidang keamanan,” kata Ubed, ditulis Minggu (7/1/2024).
Dan yang tak kalah pentingnya adalah bagaimana mereka menempatkan Polri dan TNI dalam posisi yang benar-benar netral.
“Masalah ini kan menjadi polemik pada hari-hari belakangan ini. Bagaimana aparat menjadi alat pemenangan,” ucapnya.
Ubed juga menyatakan para panelis juga harus mampu memberikan persoalan yang problematik, bukan sekedar narasi normatif. Termasuk masalah geopolitik.
“Misalnya, bagaimana sikap para capres menyikapi persoalan Laut China Selatan. Bagaimana sikap dengan Tiongkok. Atau bagaimana sikap mereka dengan persoalan lain dengan negara tetangga. Kitaa harus membongkar pikiran para capres itu. Cara membongkarnya adalah dengan memberikan persoalan itu dalam bentuk problematik,” ucapnya lagi.
Misalnya, bagaimana Indonesia bisa mewujudkan kedaulatan wilayah, jika Indonesia mendapatkan pinjaman yang begitu besar dari Tiongkok. Atau makna dari politik bebas aktif.
“Itu kan harus diselesaikan dengan cara yang cerdas, cara yang rasional,” kata Ubed.
Untuk isu internasional, contohnya, bentuk pertanyaan panelis bisa berkaitan dengan Perang Ukraina atau Perang Palestina, dengan mempertanyakan bentuk keberpihakan dari negara Indonesia, jika para capres itu yang memimpin negara ini.
“Misalnya, bagaimana bentuk keberpihakan Indonesia, pada Palestina, apabila Israel melakukan genosida terhadap penduduk Palestina, bagaimana bentuk keberpihakannya. Bukan cuma menolak tindakan Israel. Karena ketiganya pasti sama, akan menolak kolonialisme. Tapi yang harus dilihat adalah bagaimana langkah mereka. Apakah melakukan lobi tingkat tinggi, atau mengirimkan bantuan? Bantuannya apa, kemanusiaan ataukah militeristik. Karena menurut saya, saat ini sudah saatnya Palestina merdeka,” paparnya.
Selain itu, ia menyatakan perlu ada perubahan format debat. Misalnya, pada fungsi panelis, yang seharusnya tidak hanya memberikan pertanyaan tapi juga harus bisa mendebat dan mendalami pernyataan para capres.
“Dan perlu ada penambahan waktu bagi para capres untuk memberikan pandangan yang utuh dari para capres tersebut,” pungkasnya.
Seperti diketahui, Debat Capres malam ini adalah debat ketiga dalam rangkaian Debat Capres Cawapres yang diatur oleh KPU, dengan menghadirkan para panelis sesuai dengan materi debat. Malam ini, materi debat adalah pertahanan dan keamanan, geopolitik, serta hubungan internasional.
Laporan: Ranny Supusepa