KedaiPena.Com- Langkah Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang mengumpulkan enam Ketua Umum Partai Politik (Parpol) di Istana Merdeka, Selasa,(2/5/2023) dinilai telah mengabaikan etika politik. Pasalnya, langkah Presiden Jokowi tersebut telah menunjukan niatnya untuk melakukan cawe-cawe soal pencalonan presiden (pencapresan).
Demikian hal itu disampaikan Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Ubedilah Badrun menanggapi pertemuan enam Ketum Parpol dengan Presiden Jokowi, Selasa,(2/5/2023), malam. Pertemuan itu sendiri disebut dalam rangka silaturahmi hari Lebaran 2023.
“Langkah Presiden Jokowi yang cawe – cawe soal pencapresan sampai mengumpulkan ketua umum partai yang terkait dengan koalisi politik menuju 2024 adalah fakta bahwa Presiden Jokowi mengabaikan etika politik,” kata Ubed dalam keterangan, Kamis,(4/5/2023).
Ubed mengakui, bahwa sedianya sudah berkali-kali Jokowi sebagai Presiden mengabaikan etika politik. Sebelum cawe-cawe Pencapresan, kata Ubed, Jokowi pernah mengabaikan perintah lembaga negara Mahkamah Konstitusi (MK) soal amar putusan MK Nomor 91/PUU-XVIII/2020.
“Semua pengabaian itu sama saja ia mengabaikan hal etis dalam tata kelola negara. Pola kekuasaan semacam itu tidak boleh berulang karena menurunkan kepercayaan publik kepada pemerintah,” jelas Ubed.
Lebih dari itu, lanjut Ubed, cara Jokowi berbahaya karena membuat pemilu tidak lagi berpegang teguh pada azas-azas pemilu.
Padahal Presiden sebagai kepala negara semestinya bersikap netral diantara para kandidat, tidak cawe-cawe.
“Hal ini demi menjaga kualitas pemilu,” tandas Ubed yang juga merupakan Aktivis 98 ini.
Laporan: Tim Kedai Pena