KedaiPena.Com – Puisi Menteri lingkungan hidup era Presiden Soeharto, melalui akun Twitter Emil Salim yang menulis puisi singkat tentang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Terang bulan, teranglah dikali. Buaya timbul disangka mati, Jangan percaya mulut resmi KPK, Berani pecat anak, karena takut mati,” dikutip dari akun Twitter Emil Salim.
Puisi Emil Salim tersebut selanjutnya disitir dan dilanjutkan oleh Azmi Syahputra akademisi hukum pidana, yang di beri judul “KPK dibunuh mati di rumahnya sendiri”.
Azmi mengatakan puisi sastra hukum tersebut merupakan keresahan akademik melihat fenomena arah peta perjalanan KPK pasca revisi UU KPK yang organnya semakin dilemahkan fungsinya.
“Ada pihak pihak yang umbar demi kekuasaan dan terlihat ada kepentingan yang ingin dilindungi, dan ada narasi menggugah diserukan sehingga menjadikan gambaran opini publik yang kontroversi lari dari tujuan Undang undang KPK,” kata Azmi, Sabtu, (15/5/2021).
Dirinya menyebutkan puisi sastra hukum ini adalah jiwa yang terbang dengan mata penanya yang ditujukan bagi manusia yang berani mengatakan kebenaran,
“Manusia yang berani mengajukan pertanyaan-pertanyaan akademik kritis objektif tajam dan bagi manusia yang berani membebaskan diri dari bayang tirani,” tambahnya.
Adapun isi puisi yang dibuat oleh Azmi Syahputra,:
“KPK dibunuh mati di rumahnya sendiri”
Aku hujamkan fatwa pendiri bangsa yang terpatri “Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri.” …
Dan hari ini aku berdialog dengan Tuan
Emil Salim yang mengisahkan,
“Terang bulan, teranglah di kali. Buaya timbul disangka mati, Jangan percaya mulut resmi KPK, berani pecat anak, karena takut mati”.
Anak yang dibunuh di rumahnya sendiri,
Anak yang dilayang pukulan mematikan berkali kali. Ayah dan anak pun kini dalam satu atap dengan segala kontroversi, aaling mewanti,balas dendam untuk menghabisi.Tak lagi satu arah dalam menenangkan jalan amanat konstitusi…
Tak terbayang di rumah itu jika kesabaran tak menyertai derita kalian,
Tak terbayang jika semangat itu tak membakar bara kalian,
Ini harus dilawan, diakhiri, karena dalam rumah yang tak bisa lagi terasa aman.
Kawan..usaha juang ini tanpa menyerah, tak kenal lelah, rasa gentar dan takut terlenyap sudah, pekik usaha sana-sini tumpah, yang baru akan selesai bila satu kata tercapai
KPK berdiri..KPK Mandiri tanpa intervensi , Insan lembaga yang mengutamakan pemberantasan korupsi, di atas segala-galanya dari kepentingan yang bersembunyi.
Hai kawan..Kalian tidak sendiri.. karena aku, kami berdiri disini mengalir jadi perisai sejati. Untuk menumpas, mengusir kejahatan yang lupa diri, mari melawan bayang kengerian, habis habisan dengan musuh tirani..
Ayoo semangat.. bersorak gembira, nyanyikan lagu maju tak gentar,..
KPK harus tetap bernyawa,
Bergerak dan berkibar dengan degup jantung demi keadilan.
Kalian tahu KPK itu untuk siapa?
Buka hati dan buka diri, temukan makna
Semuanya untuk Indonesia
Semuanya untuk senyum anak Indonesia.Semuanya untuk masa depan Indonesia. Semua untuk menjaga isi rumah Nusantara
KPK dibunuh di rumahnya sendiri,
KPK dilayang pukulan mematikan berkali- kali..KPK disenjatai dan diarahkan ke dada sendiri, KPK dibunuh, Mati di Rumahnya Sendiri.
Laporan: Muhammad Lutfi