KedaiPena.Com- Desakan Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang digelorakan oleh para politisi senior Partai Golkar untuk mengganti sang Ketua Umum Airlangga Hartarto demi menyelamatkan partai sangat tepat dan masuk di akal. Pernyataan itu disampaikan oleh Pengamat Politik Fernando Emas.
“Kalau kita melihat kader-kader lain justru memiliki informasi yang sudah jauh dari apa yang didapatkan oleh Pak Airlangga. Dan saya yakin desakan itu karena mereka sudah dapat informasi dan ada kemungkinan Pak Airlangga akan segera dijadikan statusnya menjadi tersangka sehingga ada desakan itu dan mengapa mereka meminta segera dilakukan Munaslub itu wajar,” ucapnya, Minggu,(30/7/2023).
Menurutnya, gelaran munaslub tidak harus menunggu seorang ketum menjadi tersangka terlebih dahulu sebab langkah preventif itu dinilai akan bisa menyelematkan citra partai di mata masyarakat, bahwa Golkar adalah partai yang anti korupsi dan mendukung pemberantasan korupsi.
Tetapi, kata dia, jika munaslub baru diadakan setelah pucuk pimpinan ditetapkan menjadi tersangka hal itu terlambat dan berimbas jauh negatif bagi partai.
“Mereka meminta Munaslub sebelum ditetapkan jadi tersangka, kemungkinan mereka akan dapatkan informasi itu dan sangat mungkin informasi yang mereka dapat sudah valid. Apalagi kelompok-kelompok dewan pakar yang sudah senior dan sangat-sangat tau simbol informasinya cukup baiklah. Dan memang harusnya langkah seperti itu jadi jauh sebelum ditetapkan supaya jangan berimbas lebih jauh lagi ke Partai Golkar,” jelasnya.
Atas dasar itu, Fernando mengakui desakan kader dan dewan pakar untuk digelar Munaslub merupakan langkah tepat dalam menyelamatkan partai jelang Pemilu 2024.
Apalagi, Airlangga Hartarto dianggap politisi yang tipis telinga alias politisi yang tidak begitu suka mendengar aspirasi dari bawah serta antimenerima masukan dari pihak luar terlebih saran yang dilontarkan tidak menguntungkan bagi pribadinya.
“Pengalaman saya waktu itu, ketika saya meminta Golkar segera memecat Bang Azis Syamsuddin sebelum menjadi tersangka, pada saat itu respon ketua umum sangat miring terhadap saya ketika belum menjadi tersangka, dari sini saya melihat Pak Airlangga ini kurang begitu menerima informasi yang cukup baik mengenai kader-kadernya yang sedang berproses hukum,” paparnya.
Fernando menilai, kondisi itu kemungkinan juga terjadi pada saat sekarang ini ketika Airlangga juga sedang menghadapi kasus dugaan kasus korupsi.
“Iya sebelum terjadi penetapan sebagai tersangka baiknya mundur demi penyelamatan partai. Saya yakin para senior, para dewan pakar itu memiliki informasi yang cukup baik soal itu (tersangka),” tandasnya.