Artikel ini ditulis oleh AJ Purwanto, Pegiat Lingkungan.
Kita bersentuhan dengan air, dengan rumus molekulnya H2O, bahkan sebelum ada di Bumi. Air sudah eksis di Bumi bahkan jauh sebelum kehidupan pertama di Bumi tercipta. Ada beberapa teori tentang asal-usul air di Bumi. Unsur-unsur pembentuk air, yaitu hidrogen dan oksigen, sudah ada sejak terbentuknya alam semesta. Tetapi bagaimana unsur-unsur ini membentuk molekul air dan kemudian bisa berada di Bumi, masih menjadi perdebatan ilmiah. Teori yang banyak diterima menduga bahwa asal-usul air di bumi adalah dari benda langit yang membawa banyak air di dalamnya. Benda langit pembawa air ini misalnya meteorit atau komet. Komet nampaknya berkemungkinan kecil sebagai agen pembawa air ke planet bumi. Oleh karena itu, mayoritas ilmuwan lebih menerima bahwa asal-usul air di bumi berasal dari meteorit yang berkeliaran di anatar planet-planet di tata surya kita.
Unsur hidrogen dan oksigen dalam H2O membentuk struktur molekul yang unik akibat ketidak seimbangan orbit edar elektron pada ketiga unsurnya (yaitu 2 unsur hidrogen dan 1 unsur oksigen), dan membuat molekul air memiliki ujung-ujung positif dan negatif (dipole). sedemikian rupa sehingga molekul H2O bersifat polar (memiliki dua kutub). Kutub positif berada pada sisi hidrogen, dan kutub negatif pada sisi oksigennya. Polaritas air ini yang membuat molekul-molekul air memiliki keunikan saat mereka berinteraksi dengan molekul sesamanya maupun dengan molekul-molekul yang berbeda jenis.
Adanya polaritas ini membuat molekul-molekul air saling ‘berikatan’ satu dengan yang lain dengan suatu ikatan lemah, disebut sebagai ikatan hidrogen, sehingga molekul-molekul air cenderung selalu bergerombol membentuk klaster. Untuk memisahkan klaster-klaster ini diperlukan energi yang besar, karena harus memutus ikatan-ikatan hidrogen yang ada. Itu sebabnya, kemampuan air untuk mengambil panas relatif tinggi dan energi untuk menguapkan air per kilogram juga relatif lebih besar dibandingkan dengan senyawa-senyawa selain air. Sebaliknya, panas uap air yang mengembun menjadi air akan melepas panas yang besar juga. Itu juga sebabnya mengapa air banyak digunakan sebagai pendingin atau pemanas, disamping karena ketersediaannya dan harganya yang lebih murah.
Sifat unik air yang lain adalah massa jenisnya. Volume air akan mengembang pada saat dibekukan, sehingga sehingga massa jenisnya turun. Ini berakibat es akan mengapung di permukaan air, berbeda dengan senyawa-senyawa lain yang akan tenggelam di cairannya saat membeku. Sifat ini memungkinkan kehidupan di bawah air tetap dapat berlangsung meskipun permukaan airnya membeku dan terlapisi es. Kita tidak dapat membayangkan jika es tidak terapung, maka dasar laut di daerah dingin akan tertutup es dan ekosistem kehidupan akan hilang dari situ.
Polaritas ini yang membuat air mempunyai kemampuan untuk melarutkan banyak senyawa-senyawa lain, misalnya garam, gula, soda dan lain-lain. Kemampuan ini membuat air disebut sebagai pelarut universal. Sifat air ini yang memungkinkan air menjadi pembawa mineral, nutrisi dan zat-zat lain ke dalam tubuh, membawa darah, menyuplaikan senyawa-senyawa vital ini ke organ-organ yang membutuhkan. Disamping itu, air juga akan membawa residu-residu sisa metabolism ke luar dari tubuh melalui keringat, urine dan lainnya. Air ini yang menjadi bagian sangat penting dari sel-sel tubuh kita. Sebagai media terjadinya reaksi metabolisme dalam sel. Sel yang mengalami dehidrasi kronis kronis akan cepat mengalami kematian. Pendeknya, air adalah penopang utama kehidupan. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita memperlakukan air dengan baik. Kualitas air di sekitar kita secara tidak langsung mencerminkan kualitas hati dan mental kita. Air yang kotor di sumber air dan sungai-sungai kita, mencerminkan perlakuan kita terhadapnya – mencerminkan kotornya hati dan mental kita.
[***]