KedaiPena.Com – Cariu atau orang sering menyebut Cariu Jonggol adalah sebuah Kecamatan di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, Indonesia, Kecamatan Cariu diwacanakan akan bergabung dengan Kabupaten Bogor Timur. Kecamatan Cariu ini merupakan pemekaran dari Kecamatan Jonggol pada tanggal 2 Februari 1975
Kecamatan Cariu dengan luas wilayah sekitar 6.639 Ha memiliki potensi penanaman modal yang menjajnjikan
lokasi Kecamatan Cariu yang strategis yaitu berbatasan dengan Kabupaten Karawang dan Kabupaten bekasi memungkinkan untuk pengembangan kegiatan perdagangan dan industri pertanian dalam rangka tercapainya Kabupaten Bogor menjadi kabupaten termaju di Indonesia.
Pondok Pesantren Ar Risalah Cariu, Pesantren Modern Nuansa Klasik terletak di Tegal Panjang, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor-Jawa Barat. Metode pengajaran nya beragam seperti metode bandingan, klasikal, sorogan, hingga mudzakara.
Pendidikan di Pesantren ini memadukan sistem modern dan klasik dengan tujuan bisa melahirkan Santri-Santri yang memiliki ilmu agama yang mendalam (taffaquh fiddin) namun tetap disesuaikan dengan tuntutan dari zaman ke zaman.
Keunggulan Ponpes Ar Risalah ini yang utama adalah Tahfidz Qur’an dengan target prestisius 30 juz atau Khataman Full Al Qur’an. Ponpes ini didirikan dan di asuh oleh KH. M. Chozin Machmud, MM. sejak tahun 2013 sampai sekarang semakin berkembang pesat.
Dalam kesempatan ini, Founder Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sleman-DIY Sri Wahyuningsih (Yu Ning) mendapatkan kesempatan untuk menyosialisasikan pemanfaatan, pengelolaan air hujan di Pesantren Ar Risalah ini yang dikenalkan melalui seorang Guru juga aktifis konservasi, Agus Fatah yang juga Santri Pesantren.
Agus Fatah sangat antusias dan sudah mengkonsumsi Air Hujan di rumahnya dan itu baik-baik saja. Bahkan apa yang selama ini dikeluhkan, seperti sering capek, pegel, setelah konsumsi Air Hujan hilan. Ia tidak merasakan keluhan itu lagi dan sehat.
Maka dari itu kesempatan hari inilah Sekolah Air Hujan bersinergi untuk IPAH (Instalasi Pemanen Air Hujan) atau Gama Rain Filter yang sudah dipatenkan oleh Prof. Dr. Ir. Ing Agus Maryono yang juga Dekan Sekolah Vokasi Universitas Gajah Mada.
Dua hari ini, 16-17 September 2023, Tim Sekolah Air Hujan Banyu Bening IPAH (Instalasi Pemanen Air Hujan) dibantu para Santri bergoyang-royong agar para Santri paham dan melakukan di rumahnya masing-masing untuk melakukan Konsep 5M Air Hujan (menampung, mengolah, minum, menabung, mandiri). IPAH sendiri sudah melalui 3 tahapan penfilteran yang mudah di lakukan oleh semua orang.
Dalam kegiatan pelatihan ini juga ada masyarakat sekitar, relawan, lembaga, instansi pemerintahan Hadir dalam Training of Trainer (TOT) yang dipaparkan oleh AJ Purwanto yang juga Sukarelawan Konservasi yang bergelut di dalam Sekolah Air Hujan Banyu Bening.
“Ternyata Air Hujan yang selama ini difitnah penyebab bencana banjir bandang, tanah longsor ataupun air hujan kotor setelah kita tahu cara pengelolaannya, bisa langsung siap minum,” kata Cak Jie, sapaannya.
“Semoga adanya pengelolaan air hujan yang tepat mampu menjadikan masyarakat mandiri dan tangguh tidak kesulitan air lagi di masa mendatang dengan managemen yang tepat agar musim kemarau sudah mempunyai cadangan air hujan,” lanjutnya.
Setelah mendapatkan penjelasan dan arahan, peserta diajak ke ruangan untuk belajar bersama tentang manfaat air hujan yang ditingkatkan dan dipisahkan menjadi dua rasa, yaitu Air Basa dan Asam. Masing-masing mempunyai kelebihan.
Sementara itu, Founder Sekolah Air Hujan Banyu Bening Sleman-DIY Sri Wahyuningsih (Yu Ning) mengatakan, sangat miris dan sedih bahwa selama ini manusia terus mengambil tanpa mengembalikan.
“Kita baru sadar dan shock bahwa air hujan adalah air kehidupan, tidak air tidak ada kehidupan. Semua yang kita makan ini adalah air. Misal pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan sangat membutuhkan air.
Air hujan, sambung dia, solusi krisis air bersih yang selama ini menjadi problem di Kabupaten Bogor yang terdaftar ada 32 Kecamatan mengalami krisis air. Kekeringan di Kabupaten Bogor semakin meluas sebanyak 32 Kecamatan, 142 desa atau kelurahan, diperkirakan 290.368 jiwa.
Kecamatan yang terdampak yaitu Cibinong, Citeureup, Sukaraja, Gunung Putri, Jonggol, Cariu, Sukamakmur, Tanjung Sari, Babakan Madang, Megamendung, Cigombong, Cisarua, Cijeruk, Ciawi, Dramaga, Rancabungur, Tamansari, Parung, Ciseeng, Ciampea, Tenjolaya, Gunung Sindur, Rumpin, Cigudeg, Sukajaya, Leuwiliang, Cibungbulang, Pamijahan, Leuwisadeng, Nanggung, Jasinga, dan Tenjo. Data tersebut tercatat mulai 3 Mei hingga 14 September 2023.
Sejumlah upaya jangka panjang, menengah, dan pendek, menangani kekeringan terus dilakukan. Salah satunya pendistribusian air bersih. Frekuensi pendistribusian air bersih 2.533.000 liter.
Di Ponpes Ar Risalah Cariu saja seminggu 2 kali truk tangki kapasitas 8000liter di setiap pengiriman, jika di total 64.000 liter dengan jumlah 400 Santri, jika di rupiah kan, lumayan besar.
“Semoga Kegiatan pelatihan di Ponpes Ar Risalah Cariu Bogor ini memberi virus positif pemanfaatan pengelolaan air hujan sebagai solusi yang bisa diakses oleh siapapapun dan gratis. Hanya sebuah niat mau melakukan apa gak. Salam air hujan, air berkah sumber kehidupan,” tandas Yu Ning.
Laporan: Muhammad Rafik