KedaiPena.Com – ‎Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid‎ memandang Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok bukan orang yang memiliki konsistensi.Â
Ia mencontohkan sikap politisi yang kerap loncat partai itu menolak cuti selama masa kampanye Pilgub Jakarta 2017 mendatang.Â
Padahal dalam Pilgub tahun 2012 lalu dia yang lantang meminta agar Fauzi Bowo mundur untuk menjaga netralitas birokrasi.
“Lha sekarang kok malah dia yang menolak. Padahal cuma cuti kampanye bukan mundur,†terang Hidayat di sela-sela acara sosialisasi empat pilar MPR RI di Padang, Sumatera Barat, ditulis Minggu (14/8).‎
Hidayat memandang, penolakan Ahok untuk cuti sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota, sama saja tidak menghargai partai-partai yang akan mengusungnya, yakni Golkar, Hanura, dan Nasdem. Pasalnya, Karena partai-partai tersebut ikut membahas dan menyetujui UU itu.
“Bahkan itu tidak menghargai Presiden RI, karena UU tersebut disetujui dan ditandatangani Presiden. Padahal Presiden RI Pak Jokowi kan teman Ahok juga,” imbuh Hidayat.
Menurut Hidayat, jika Ahok tetap ngotot tidak mau cuti itu hanya akan menimbulkan persepsi public dia akan menggunakan birokrasi untuk kepentingannya.
Jika alasan Ahok tidak mau cuti karena menjaga APBD, hal itu justru menunjukkan dia tidak mampu membangun sistem, dan cenderung one man show. Kalau sistem sudah terbangun maka secara otomatis program-program tetap bisa berjalan dengan baik karena ada sistem yang bekerja.
“Tugas-tugas Gubernur kan bisa didelegasikan kepada Wagub atau Sekda,” imbuh Hidayat.
‎(Prw)