KedaiPena.Com – Jaringan ’98 menilai tak selayaknya seorang pemimpin di DKI Jakarta merasa bisa bekerja sendiri dalam berbagai program, seakan karena kehebatan Ahok semata.
Padahal, pembangunan Jakarta bukan dari kantong Ahok tapi dibiayai APBD dan APBN triliunan rupiah. Ahok juga tinggal melanjutkan masterplan cetak biru Jakarta sejak Gubernur Ali Sadikin hingga Gubernur Joko Widodo, dengan dibantu ribuan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tiap hari berhadapan langsung melayani masyarakat luas.
Demikian dikatakan Jurubicara Jaringan ’98 Ricky Tamba kepada media, Selasa (13/12).
“Ahok megalomania narsis alay lebay! Pemimpin seharusnya bekerja tanpa pamrih dan tulus ikhlas demi rakyat, bukannya terus menuduh memprovokasi,” sambung dia.
“Yang kolonialis itu Ahok karena suka menggusur rakyat miskin dan para pedagang kaki lima tanpa memberikan solusi komprehensif atas kehidupan yang semakin sulit. Faktanya, angka indikator ketimpangan sosial atau gini rasio di Jakarta meningkat hingga mendekati 0,5 yang berarti kerawanan sosial makin tinggi. Ini tandanya pembangunan Jakarta tak berhasil!” kecam Ricky.
Laporan: Muhammad Hafidh