KedaiPena.Com – Wakil Ketua MPR RI Ahmad Muzani bersama Anggota Komisi X DPR Hj Himmatul Aliyah menghadiri acara Manasik Haji Majelis Taklim Perempuan Ikatan Haji Perempuan Indonesia (IHPI) di Masjid Darussalam, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Minggu (16/1/2022).
Dalam acara ini, turut hadir ratusan calon jemaah umroh perempuan yang tergabung dalam IHPI.
Dalam sambutannya, Muzani meminta kepada seluruh calon jemaah haji untuk mengkuti program vaksinasi tahap ketiga (booster) yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah sejak 12 Januari lalu.
Menurut Muzani, vaksinasi adalah sebuah hal yang penting dilakukan agar semua calon jemaah haji masyarakat Indonesia bisa terhindar dari penyakit Covid-19.
“Ibu-ibu, saat ini dunia belum menemukan obat dari penyakit Covid-19. Maka satu-satunya yang mungkin dilakukan untuk terhindar dari Covid-19 adalah vaksin. Dunia telah melakukan itu, di Amerika, Eropa, Brazil, Singapura, Malaysia dan Indonesia semua vaksin. Untuk apa? Untuk kita semua terhindar dari penyakit yang berbahaya ini,” kata Muzani dalam keterangan tertulis, Senin, (17/1/2022).
Muzani mengatakan, berdasarkan data yang ada, sebanyak 145 ribu orang Indonesia yang wafat akibat Covid-19.
Maka, kata dia, pemerintah melakukan program booster dalam rangka menghindari kemungkinan korban meninggal dunia yang terdampak Covid-19.
“Booster adalah cara untuk menambah kekuatan atau imunitas dalam diri kita. Vaksinasi booster ini adalah bentuk perhatian pemerintah, bentuk kesungguhan pemerintah dalam menjaga kesehatan rakyat agar 270 juta rakyat Indonesia terhindar dari bahaya penyakit Covid-19,” jelasnya.
Sekjen Partai Gerindra ini menuturkan, jika kehadiran vaksin booster gratis merupakan bentuk kepedulian pemerintah menjaga kesehatan rakyat Indonesia.
“Untuk itu Ibu-ibu semua yang hadir di sini, silakan ikuti program booster yang disediakan pemerintah. Yang sudah dua kali vaksin, tanya RT RW-nya, Kelurahan, dan Kecamatan dimana layanan vaksin booster disediakan. Supaya apa? Supaya Ibu-ibu semua yang berangkat Umroh nanti bisa berjalan dengan baik dan lancar, tanpa ada hambatan. Vaksin booster adalah vaksin gratis, tidak bayar,” jelas Muzani yang juga Sekjen Partai Gerindra itu.
Lebih lanjut, Muzani mengapresiasi Presiden Joko Widodo yang telah memutuskan vaksin booster gratis bagi masyarakat.
Muzani menegaskan, hal ini juga merupakan komitmen dan kepedulian pemerintah terhadap rakyatnya agar Indonesia menjadi bangsa yang sehat dan kuat.
“Sehat adalah syarat utama agar bangsa kita kuat. Sehat juga menjadi syarat agar perekonomian kita kuat. Tidak ada negara kuat kalau rakyatnya sakit. Kalau kita sakit, kita nggak bisa dagang, anak-anak kita tidak bisa sekolah, aktivitas kita terganggu. Untuk itu keputusan pemerintah menggratiskan vaksin booster adalah tepat, kita harus apresiasi,” papar Muzani.
Indonesia saat ini telah masuk ke dalam daftar hijau pemerintah Arab Saudi terkait negara-negara yang diberikan izin untuk mengirim jemaahnya umroh. Saat ini, kata Muzani, terhadap 470 WNI yang sedang melaksanakan umroh.
Hai menandakan bahwa pemerintah Arab Saudi telah membuka pintu bagi pemerintah Indonesia untuk mengirim jemaahnya umroh. Sebab, berdasarkan data saat ini sudah sebanyak 80 persen lebih rakyat Indonesia yang telah divaksin dan Indonesia masuk ke dalam negara keempat terbesar vaksinasinya di dunia.
Sementara anggota Komisi X DPR RI Hj Himmatul Aliyah mengatakan kepada seluruh calon jemaah umroh yang hadir untuk mengikuti berita terupdate tentang aturan-aturan umroh bagi jemaah yang telah ditetapkan oleh pemerintah Arab Saudi. Sebab, selama pandemi berlangsung, banyak aturan-aturan yang dibuat oleh pemerintah Arab Saudi berkaitan dengan pelaksanaan umroh.
“Ibu-ibu harap perhatikan aturan-aturan yang ada di Arab Saudi ya. Karena selama pandemi ini ada banyak perubahan peraturan. Misalnya terkait dengan protokol kesehatan. Dan juga yang harus diperhatikan adalah keberadaan toilet. Carilah toilet terdekat dengan runtinitas ibu-ibu nanti di sana. Mudah-mudahan Ibu-ibu semua bisa brangkat umroh semua dan Insya Allah umrohnya mabrur,” pungkas Himmatul Aliyah.
Laporan: Muhammad Hafidh