AHMAD Dhani pentolan band Dewa 19 akan maju menjadi calon Gubernur DKI Jakarta. Sebagai warga Jakarta penulis senang-senang saja. Semakin banyak kandidat semakin semarak dan banyak pilihan.Â
Fenomena selebritis (penyanyi, aktor-aktris, foto model dan lain-lain) terjun dalam dunia politik bukanlah hal yang baru. Di Amerika Serikat, Presiden ke-40, yang juga mantan Gubernur California ke-33 Renald Reagen sebelumnya adalah seorang aktor radio, film dan televisi.Â
Politik adalah suatu hal yang disebut serba hadir karena manusia pada dasarnya adalah mahluk politik. Maka para politisi bisa lahir dari kalangan mana saja, termasuk dari latar belakang profesi artis.
Maka bukan hal yang luar biasa ketika muncul  fenomena keterlibatan para seniman/artis dalam dunia politik di Indonesia.Â
Dalam sejarah Kerajaan Mataram Islam yang berdiri pada abad ke 17, pola-pola melibatkan atau keterlibatan para seniman dalam pergulatan politik dan kekuasaan bahkan sudah ada dan terjadi.Â
Bagaimana Panembahan Senopati raja Mataram pertama menerapkan strategi ‘soft war’ dengan menggunakan para seniman termasuk puterinya sendiri Pambayun yang menyamar sebagai penari ledhek, pengamen keliling yang akhirnya mampu menaklukan penguasa Mangir dan menyatukan wilayah tersebut dalam satu kekuasaan tunggal Mataram.Â
Di era Orde Baru, setiap pemilu, kekuatan politik peserta pemilu juga melibatkan kaum selebritis dalam strategi kampanyenya. Bagaimana kita ingat raja dangdut Rhoma Irama selalu hadir dalam setiap kampanye PPP kala itu.
Begitu juga Golkar dan PDI juga menggunakan pola-pola yang sama dalam strategi maraih suara rakyat. Jaman itu keterlibatan para selebritis hanya sebatas sebagai pemanis dalam kampanye. Sebagai penghibur disela-sela pidato para politisi.Â
Pasca reformasi politik dan demokrasi di Indonesia 1998, kekuatan sosial poltik yakni partai-partai politik lebih membuka ruang keterlibatan para kaum selebritis dalam dunia politik. Sebuah langkah yang mungkin dianggap efektif dalam mendulang suara dalam setiap pesta demokrasi, dari pusat hingga ke daerah-daerah.Â
Fenomena anggota DPR, Gubernur, walikota dan bupati dari kalangan kaum selebritis menjadi hal yang biasa bagi rakyat Indonesia. Seperti juga para politisi dari kalangan lain, nasib dan perjalanan tokoh-tokoh politik yang berlatar belakang dunia artis dan selebritis juga beragam, banyak yang berhasil, tidak sedikit pula yang gagal dan berakhir tragis masuk penjara karena kasus-kasus korupsi. Â
Kiprah politik Ahmad Dhani muncul di era gerakan mahasiswa 1998. Salah satu karyanya yang sarat dengan pesan-pesan politik, kemanusiaan, ideologi dan kritik sosial adalah ketika dirinya membentuk Ahmad Band yang menghasilkan album yang diberi label ‘Ideologi Sikap Otak’ atau  ISO dirilis pada tahun 1998. Album itu berisi 11 lagu ciptaan Ahmad Dhani sendiri.Â
Sejalan dengan aktivitasnya sebagai pemusik yang membuat Ahmad Dhani makin populer baik bersama Dewa 19, maupun manajemen artis Republik Cinta. Dimana banyak melahirkan artis-artis penyanyi papan atas di Indonesia. Kiprah  Ahmad Dhani dalam dunia politik juga semakin aktif. Â
Berafiliasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Dhani banyak telibat dalam momentum-momentum politik, baik pemilu, pilpres, maupun pilkada. Â
Menjelang hajatan politik di Ibukota Jakarta yang pada tahun 2017 akan ada pilkada untuk memilih pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan memimpin DKI selama lima tahun 2017-2022. Nama Ahmad Dhani mulai digadang-gadang untuk menjadi calon Gubernur DKI Jakarta oleh PKB.Â
DKI Jakarta sebagai Ibukota Indonesia membuat semua kekuatan politik menjadi target prioritas dalam peta politik mereka. Kompetisi akan sangat ketat dan berat. Bagaimana kans Ahmad Dhani merebut posisi orang nomor satu di Jakarta, masih akan kita lihat perkembangannya terus.Â
Namun yang pasti dalam demokrasi modern ketika seorang pemimpin dipilih langsung oleh rakyat, minimal membutuhkan dua faktor penting yakni popularitas dan kredibilitas.Â
Soal popularitas  Ahmad Dhani tidak perlu diragukan lagi. Soal kredibiltas, kita serahkan kepada warga Jakarta yang nanti akan memilih pada pilkada 2017.Â
Inilah salah satu lirik lagu Ahmad Band yang berjudul Distorsi, berisi kritik sosial tentang kondisi bangsa kita.Â
“Yang muda mabuk, yang tua korup
Yang muda mabuk, yang tua korup
Mabuk terus, korup terus
Jayalah negeri ini
Jayalah negeri ini
Merdeka!”
Oleh Ali Sodikin, Dosen STAI Publisistik Thawalib, Direktur Eksekutif Jakarta Studi Center