KedaiPena.Com – PLN dan Pertamina diharapkan dapat melakukan efisiensi terhadap operasional guna menekan membengkaknya beban utang valuasi asing (valas) akibat pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Untuk PLN sedikit terbantu bulan ini karena harga minyak dunia sedang mengalami penurunan dimana ICP kita bulan ini bisa turun dimana variabel penentuan cost per kwh adalah ICP,” kata Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan kepada wartawan, Sabtu, (25/4/2020).
Selain itu, kata Mamit begitu ia disapa, saat ini harga batu bara sedang menurun dimana ini bisa membantu pengurangan cost produksi.
“Cuma mereka juga saat ini sedang menanggung beban dengan program gratis 3 bulan golongan 450 VA dan diskon 50% untuk 900 VA,” papar Mamit.
Sedangkan untuk Pertamina, lanjut Mamit, wajib melakukan efisiensi terhadap operasional mereka baik di hulu maupun hilir.
Untuk hulu, tegas Mamit, Pertamina bisa melalukan negosiasi dengan perusahaan pendukung kegiatan migas dan juga menghentikan sementara beberapa pengeboran yang cost per barrelnya di atas ICP.
“Revisi kembali Capex dan Opex tahun 2020 ini,” ungkapnya.
Mamit juga meminta agar pemerintah dapat membantu dua BUMN energi tersebut dengan melakukan pembayaran piutang kepada Pertamina dan PLN.
“Jika memang kondisi APBN kita memungkinkan,” tandas Mamit.
Laporan: Muhammad Hafidh