KedaiPena.Com – Pemerintah tidak boleh memperburuk situasi kondisi ekonomi dengan salah kebijakan ekonomi atau bahkan mengeluarkan kebijakan kontroversial. Hal ini harus dilakukan guna menjaga kestabilan nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini.
Hal tersebut disampaikan oleh Anggota Komisi XI DPR RI Ahmad Najib Qodratullah saat menanggapi sempat menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini. Meski demikian banyak kalangan menilai itu hanya bersifat sementara.
“Kita mengakui hampir merata kalau sekarang secara global, pasar uang mengalami pelemahan dampak dari pandemi Corina. Namum kemudian jangan diperburuk dengan salah kebijakan atau bahkan kebijakan kontroversial seperti salah salah satunya Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang cenderung memiliki resiko moral harzard dan banyak pengamat memberikan kritikan tajam,” ujar Najib, sapaannya, kepada KedaiPena.Com, Selasa, (16/6/2020).
Cara tersebut, lanjut Najib, selain tentu dengan mengawal supply and demand agar nilai tukar rupiah terhadap dolar kembali stabil.
“Tentu pemerintah dan Bank Indonesia (BI) perlu menjaga fundamental ekonomi dan isu-isu positif yang mampu mempengaruhi pasar,” kata Najib.
Najib memprediksi menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini hanya bersifat sementara. Menurut Najib, jika mengingat pasar global dalam kondisi seperti saat ini, relatif belum stabil.
“Penguatan mungkin sudan terjadi arus modal masuk ataupun dari isu negatif dalam negeri Amerika Serikat (AS) sendiri,” tandas Legislator Asal Jawa Barat (Jabar) ini.
Diketahui, kurs rupiah masih anteng di level Rp 14.000 per dollar AS. Kurs rupiah di pasar spot menguat 0,13% menjadi Rp 14.115 per dollar AS pada perdagangan kemarin, Senin (15/6/2020). Sedangkan berdasarkan kurs Bank Indonesia (BI), rupiah menguat 0,2% di Rp 14.228 per dollar AS.
Laporan: Muhammad Hafidh