KedaiPena.Com – Pandemi covid-19 atau corona di tanah air telah merubah pola kehidupan masyarakat saat ini. Salah satu perubahan yang terlihat signifikan ialah intensitas penggunaan teknologi hingga platform digital saat masa pandemi covid-19.
Pengurus Harian Asosiasi FinTech Indonesia/Indonesia FinTech Association (Afetch) Chrisma Aryani Albandja mengatakan, ada dua hal yang mempengaruhi perubahan pola penggunaan teknologi di masyarakat. Pertama, ialah prilaku dan kedua adalah infrastrukturnya.
“Jadi ada dua yang mempengaruhi yang pertama adalah prilakunya yang kedua adalah infrastrukturnya,” kata Chirsmar dalam PHD Corner Transformasi Digital, Terhambat atau Tambah Ngebut?, ditulis, Kamis, (29/7/2021).
Chirsmar mengungkapkan, jika pandemi covid-19 saat ini telah membuat masyarakat enggan menggunakan uang kertas sebagai alat transaksi pembayaran.
“Ketika terjadi pandemi tiba-tiba semua orang tidak mau pegang uang, mereka cuma melihat angka ke angka angkanya berubah mengecil membesar berubah menjadi produk, makan dan kemudian penggunaan dari digital itu sangat tinggi,” tegas Chrismar.
Tidak hanya itu, kata Chrismar, kondisi pandemi saat ini bahkan memaksa masyarakat untuk lebih menggunakan platform digital dalam kehidupan sehari-hari.
“Dengan kondisi seperti ini kita tidak keluar, kalau di kota mungkin belanja di happy fresh kalau di beberapa tempat mungkin langsung WA warungnya, kemudian uangnya transfer. Itu menyebabkan pola, kita yang didekatkan oleh teknologi itulah yang berubah,” beber Chrismar.
Perubahan ini, lanjut Chrismar, bahkan juga terjadi kepada sektor investasi. Perubahan itu, kata Chrismar juga terjadi kepada para anggota Aftech seperti pinjaman online, asuransi online hingga investasi online.
“Beli emas dahulu kalau mau harus ke Pegadaian harus melihat emasnya. Sekarang tidak, ada nyicil emas, beli reksadana anggota kita banyak misalnya di Barexa misalnya. Itu langsung orang bisa. Lalu juga misalnya beli saham bisa langsung tidak usah pakai broker. Tapi, pakai Stockbit, pakai Ajaib, pakai Bibit misalnya,” tutur Chrismar.
Chrismar memandang, perubahan pola hidup masyarakat dari konvensional menjadi lebih digital saat ini juga idak hanya terjadi kepada milenial tetapi terhadap lapisan umur masyarakat.
“Jadi bisa dibayangkan itu perubahan yang luar biasa. Pola pikir itu tidak terjadi di milenial, tetapi kemudian bapaknya ibunya neneknya,” papar Chrismar.
Chirsmar bercerita, terkait pengalamanya saat awal melakukan sosialisasi penggunaan cashless
kepada masyarakat luas. Kala itu, Chrismar menjabat sebagai Chief Communications Officer DANA Indonesia.
“Jadi tiga tahun yang lalu saya masuk ke pasar waktu itu di Yogya. Kami kerjasama dengan BUMDes wah pakai undian segala. Jadi satu pasar itu kita buat mereka bisa terima pembayaran non tunai kemudian kita kasih point dan undian hadiahnya motor,” ungkap Chrismar.
Namun demikian, kata Chrismar, saat itu masyarakat belum berminat untuk menggunakan uang non tunai. Masyarakat merasa belum membutuhkan hal itu.
“Jadi benar-benar diminta untuk menggunakan teknologi untuk pembayaran. Tetapi mereka tetap tidak merasa ada kebutuhan itu,” pungkas Chrismar.
Laporan: Muhammad Hafidh