Oleh : Ahmad Khozinudin Sastrawan Politik
ALIH-ALIH menyatakan bahwa segala bentuk penjajahan harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan, sebagai prinsip universal dan asasi dari cita para pendiri bangsa, Menlu R.I. Retno Marsudi malah meng-endorse solusi berdasarkan parameter PBB, yang substansinya adalah mengakui dan melegitimasi penjajahan. Ini sebuah pengkhianatan, pengkhianatan terhadap Palestina, Islam dan kaum muslimin serta penghianatan kepada para pendiri bangsa!
Sebagaimana diketahui, PBB mengadvokasi solusi dua negara (two state) untuk masalah Palestina. PBB, menjadi jurkam Israel dan petugas Amerika, untuk melegitimasi penjajahan Israel.
Solusi dua negara, maknanya bangsa Palestina, umat Islam dan dunia, diminta mengakui eksistensi Israel dan melegitimasi penjajahan. Memberi legalitas negara yang eksis diatas tanah negara lainnya. Memberikan legitimasi penjajahan bangsa Israel atas bangsa Palestina.
Perlu untuk Retno ketahui, bagi umat Islam, Palestina bukanlah tanah bangsa Palestina. Palestina adalah tanah seluruh kaum muslimin, dimana didalamnya ada kiblat pertama kaum muslimin, masjid suci Al Aqsa.
Dengan mendorong penyelesaian via parameter PBB, Retno sama saja mengkhianati Palestina, Islam dan kaum muslimin. Bahkan, Retno telah berkhianat kepada para founding fathers bangsa Indonesia.
Sebab, tegas dalam konstitusi dinyatakan:
_”Bahwa sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan”_
Lalu, atas dasar apa Retno menyeret Indonesia untuk mengadopsi solusi melegitimasi penjajahan Israel, dengan parameter two state yang diadopsi PBB, yang sebelumnya di endorse Amerika? Retno tidak memiliki hak secuilpun, bertindak untuk dan atas nama bangsa Indonesia, untuk melegitimasi penjajahan Israel.
Solusi Palestina adalah perjuangan, jihad fi Sabilillah, untuk mengusir penjajah Israel. Persis, seperti jihad yang dilakukan pahlawan kemerdekaan untuk mengusir penjajah Belanda.
Andaikan, Retno hidup di masa perjuangan kemerdekaan, maka Retno sama saja merekomendasikan wilayah Indonesia dibagi dua. Satu untuk negara Belanda, satu untuk Indonesia. Lalu, darimana akal sehat bisa membenarkan parameter seperti ini?
Wahai saudara Muslim di Palestina, wahai umat Islam seluruhnya, tetap teguhlah di parit-parit perjuangan. Berjihad-lah, sampai Allah SWT berikan kemenangan, atau syahadah menjemput. Karena bagi umat Islam, mati syahid adalah cita-cita, dan jika hidup menjadi pilihan maka harus dalam kemuliaan.
Tidak ada pilihan, untuk menyisakan rongga nafas bagi Israel, setelah dadanya sesak oleh serangan mujahid Hamas. Jangan pernah mau ditipu, dan ditundukan di meja perundingan, dan diminta mengakui solusi dua negara.
Semua entitas pengkhianat itu, tak perlu dihiraukan. Mulailah mengikat persaudaraan karena Islam, saling menolong dan menanggung karena Islam. InsyaAllah, kemenangan itu begitu dekat. Allahu Akbar
(***)