KedaiPena.Com – Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy berduka atas meninggalnya ekonom Adi Sasono yang meninggal Sabtu kemarin karena sakit.
“Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Untuk beberapa saat saya tersentak mendapat kabar wafatnya mas Adi Sasono dari menantunya, Tomi Wardhana, yang kebetulan ketua departemen koperasi di partai yang saya pimpin,” katanya dalam keterangan yang diterima KedaiPena.Com, ditulis Minggu (14/9).
Pertemuan terakhir Romi, sapaannya, dengan almarhum Adi Sasono adalah buka bersama Ramadhan lalu, bertiga dengan seorang teman. Pertemuan, yang rutin Romi minta untuk menimba ilmu atas pengalaman peran dan keluasan jaringan almarhum.
‎
“Mas Adi, begitu saya biasa menyebut meski usia kami berbeda jauh, adalah seorang idealisi dan praktisi. Matang dalam teori dan paripurna dalam praktek. Masih ingat di benak saya 22 tahun silam mas Adi ke pojok kompleks masjid Salman ITB, almamater saya, membakar semangat kami-kami. ‘Apa saudara mau suatu saat nanti pemimpin Indonesia didikte oleh satu dua konglomerat yang ingin memaksakan sebuah kebijakan meski itu bertentangan dengan hajat hidup rakyat banyak’,” kata dia mengingat wejangan Adi Sasono.Â
“Mas Adi sangat santun dalam berucap, bersih dalam mengemban amanah, namun tegas dalam prinsip. Beliau adalah Hatta dalam praktek, pejuang ekonomi kerakyatan sejati. Bagaimana beliau membela petani kita yang dihadapkan pada kemungkinan pidana karena Kredit Usaha Tani (KUT) sepanjang krisis ekonomi 1998-1999,” Romi melanjutkan.
“Dikatakannya, ‘Bangsa ini diam ketika hanya puluhan konglomerat membebani APBN hingga Rp 650 trilyun sampai satu generasi 30 tahun sesudah krisis; tapi bangsa ini ribut ketika KUT yang hanya Rp 9 trilyun dibagikan untuk 45jt petani selama 2 tahun krisis’.
Adi Sasono yang saya kenal, tak lelah membagi ilmu dan meladeni pertanyaan dari orang yang jauh lebih muda. Idealismenya masih menyala, kosa katanya santun. Tapi nadanya masih berapi-api ketika disinggung soal buruh dan petani,” kata dia lagi.‎
‎
Masih menurut Romi, Adi Sasono adalah seorang aktivis LSM, pemikir dan praktisi kerakyatan, dan pembela hak mayoritas yang terpinggirkan. Masih terngiang nasehat terakhirnya Ramadhan lalu kepada Romi.
“Dik Rommy di partai harus tetap teguh membela kaum miskin; mereka tertindas, mereka pribumi, mereka muslim dan mereka penghimpun suara partaimu. Terima kasih atas nasehatnya, mas Adi. Selamat jalan Bapak Ekonomi Kerakyatan! Yakin, sorga adalah ganjaranmu. Al Fatihah,” tutup Romi.‎
(Prw)‎