HELIKOPTER yang jatuh di Poso ini adalah tipe NBELL-412 EP. Pesawat hasil pengadaan Kemhan 2013 ini dioperasikan oleh Dinas Penerbangan TNI AD dengan register penerbad H-5171.
Saya pikir, dugaan gangguan cuaca sebagai penyebab jatuhnya pesawat, datang terlalu dini. Kalaupun muncul karena melihat bahwa itu pesawat baru, tetap saja kemungkinan adanya gangguan teknis tak boleh diabaikan.
Pesawat ini dipilih karena memiliki spesifikasi yang menunjang kebutuhan operasi TNI AD di medan dan cuaca yang berat. Karenanya agak aneh juga kalau hanya karena kena petir, pesawat langsung kehilangan daya angkat (stall).
Di sisi lain, pesawat juga sedang melintasi daerah operasi Tinombala dengan target memburu kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) yang dipimpin Santoso. Belakangan ini, dukungan logistik, personil dan komunikasi kelompok ini ditengarai mengalami peningkatan.
Temuan senjata anti tank, masuknya personil asing dan komunikasi intensif antara kelompok yang terkonsentrasi di hutan kawasan pegunungan Poso dengan jejaringnya di luar Poso, menunjukkan bahwa banyak titik lemah dalam operasi ini.
Tidak menutup spekulasi, pesawat mendapat serangan dari darat. Hal yang sangat mungkin, jika merujuk pada sinyalemen lemahnya analisa daerah operasi, titik rawan, hingga kekuatan dan kemampuan gelar pasukan sendiri maupun lawan di jalur yang dilintasi.
Selain itu, mengingat suplai informasi intelijen (termasuk soal cuaca) selalu diperbarui, ini memunculkan spekulasi lambatnya respon dan analisa atas informasi terbaru, baik dari jajaran, satuan-satuan lain yang juga bergerak di area yang sama terkait situasi terkini di sisi darat jalur lintasan pesawat, maupun dari otoritas penerbangan.
Sampai titik ini, belum jelas juga akan seperti apa investigasi terhadap insiden ini, terutama untuk memastikan penyebabnya. Apakah ahli-ahli forensik udara dari Komisi Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) bisa menjalankan mandatnya? Ataukah hanya mengandalkan investigasi internal? Yang terakhir ini, saya terpaksa meragukan akuntabilitasnya.
Oleh Khafisena, Jurnalis Senior KedaiPena