KedaiPena.Com – Beredar sebuah video yang mengambarkan potongan pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri. Dalam video yang diposting oleh Kabar NKRI keduanya sama-sama melontarkan pernyataan kontroversial yakni soal ‘tabok-menabok’.
Dalam video tersebut menujukan potongan pidato Presiden Jokowi saat pidato dalam acara pembagian sertifikat lahan kepada 1.300 warga di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung, yang dihelat di Tenis Indoor Pemerintah Kabupaten Lampung Tengah, Jumat (23/11/2018).
Jokowi melontarkan kekecewaanya atas kabar hoax yang kerap hingga di dirinya. Kekecewaan tersebut mencapai puncaknya lantaran sampai membuat Jokowi ingin menabok para penyebar hoax tersebut.
“Saya belum lahir tapi sudah ada di situ. Gimana kita ini enggak. Mau saya tabok tapi orangnya di mana,” ujar Jokowi yang kembali disambut riuh peserta acara.
Dalam video lanjutan, terlihat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri mengingatkan sosok pemimpin yang amanah dan tidak gemar menabok rakyat.
Mega saat itu menghadiri kampanye akbar pasangan nomor urut dua di Pilgub Sumatera Utara, Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus (Djoss) di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang, Sabtu (23/6/2018) sore.
Namun demikian kala itu Presiden kelima RI itu tidak menjelaskan siapa figur yang dia sebut kasar terhadap rakyat.
Pengamat Politik dari Universitas Al Alzhar Ujang Komarudin menilai bahwa ucapan tersebut akan. berdampak politis. Apalagi yang mengucapkan adalah seorang presiden dan mantan presiden.
“Apakah berdampak negatif atau tidak. Bergantung pada masyarakat yang menilai. Masyarkat yang suka ke Jokowi, apapun ucapan Jokowi akan dipandang positif,” ujar Ujang saat dihubungi, Rabu (28/11/2018).
“Namun bagi yang tidak suka ke Jokowi, maka ucapan petahana bisa dipandang negatif. Lagi pula masyarakat kini sudah terbelah. Ada yang sudah mendukung Jokowi dan yang lain mendukung Prabowo,” tambah Ujang.
Ujang pun melihat, bahwa konteks pidato yang disampaikan oleh Jokowi dan Megawati bertujuan untuk mengingatkan para lawan politiknya.
“Megawati melarang itu konteksnya arahnya bukan ke Jokowi. Bisa saja arahnya ke yang lain. Dan ucapan Jokowi ingin nabok para penebar hoaks itu juga dilakukan untuk mengingatkan politisi lain. Sepertinya bukan anomali. Tapi mereka berdua sedang mengingatkan lawan-lawan politiknya,” kata Ujang.
Meski demikian, Ujang mengingatkan, agar Jokowi berserta koalisi dapat berhati-hati untuk tidak melontarkan pernyataan yang bersifat kontroversial.
“Pernyataan tersebut bukan blunder. Hanya ucapan kekesalah petahana yang ditujukan kepada lawan politiknya. Namun jika salah berkata terkait agama, maka itu bisa blunder,” tandas Ujang.
https://youtu.be/VnWWLEc1EDE
Laporan: Muhammad Hafidh