KedaiPena.com – Direktur Secret Service AS Kimberley Cheatle dipecat lantaran gagal mendeteksi adanya percobaan pembunuhan terhadap Donald Trump.
Pengamat Geopolitik Hendrajit menyatakan harusnya sorotan pers diarahkan pada apa yang sedang bergolak di internal Secret Service maupun instansi instansi terkait pengelola sistem keamanan nasional.
“Kemarahan demokrat dan republik di kongres terhadap miss Kimberley Cheatle lantaran nggak mampu menjawab tentang perkembangan penyelidikan, mengisyaratkan dua hal yang cukup rawan bukan saja di Amerika melainkan juga di belahan dunia lain ke depan,” kata Hendrajit, Kamis (25/7/2024).
Pertama, menurut Hendrajit, ada sesuatu yang sedang bergejolak secara tidak kasat mata di dalam sistem keamanan nasional, sehingga berada di luar kendali dua partai besar itu.
Kedua, ketidakberdayaan Direktur Secret Service menggambarkan bahwa ada gerakan sistemik yang mengunci terciptanya jalinan erat antara NSC, CIA, Kementerian Keamanan Dalam Negeri dan FBI. Setidaknya saat jelang sebelum dan sesudah aksi percobaan pembunuhan tersebut berlangsung.
“Hal semacam ini berpotensi memicu munculnya kembali aksi terorisme berskala besar seperti pengeboman Gedung WTC dan Pentagon pada September 2001,” ujarnya.
Ia bahkan menduga bahwa aksi percobaan pembunuhan terhadap Trump cuma testing the water alias gladi resik. Kalau dalam istilah intelijen namanya Covert Reconnaisance Operation. Operasi Pengintaian tersamar.
“Berarti, ada sesuatu yang sedang diintip dan dipetakan secara diam-diam dan tersamar. Untuk apa? Ya buat menggelar peristiwa yang skala dan bobotnya lebih besar,” tandasnya.
Laporan: Ranny Supusepa