Artikel ini ditulis oleh Muslim Arbi, Pengamat Sosial Politik.
Sejak Ace Hasan Shazily sebagai ketua DPD I Jawa Barat. Sejumlah keresahan terjadi di level pimpinan Golkar tingkat II Jawa Barat.
Mereka beranggapan masih banyak tokoh Golkar di Jawa Barat yang masih sanggup pimpin Golkar di Tingkat Provinsi. Tapi kenapa harus didatangkan dari Provinsi Banten?
Akibat itu tingkat dukungan Ace di Jawa Barat hanya 7 DPD II sedangkan DPD 21 lainnya menolak dipimpin Ace Hasan Shazily, Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI itu.
Saat ini nampaknya Ace ingin bangun kekuatan dukungan untuk memantapkan kepemimpinanya dengan cara menggusur tokoh-tokoh Golkar di tingkat II dengan mengangkat dan menempatkan orang- orang yang loyal kepadanya.
Hal itu menimbulkan keresahan di kalangan petinggi Golkar di Tingkat 2 Jawa Barat.
Padahal mereka yang berada di posisi pimpinan Golkar di Tingkat II yang menempati posisinya saat ini dari hasil dukungan riil dari suara masing daerah pemilihannya. Sehingga para pemimpinan di tingkat II memimpin Golkar di Tingkat II itu adalah murni dukung dan suara Golkar di tingkat II.
Jika kebijakan dan relaksasi yang dilakukan saat ini yang menimbulkan keresahan di pimpinan Golkar di tingkat II ini, akan menimbulkan kegoncangan dan ketidakpercayaan konstituen Golkar atas keberadaan Partai Golkar di Jawa Barat.
Padahal Pemilu dan Pilpres tinggal menghitung bulan. Seharusnya jangan ada kebijakan yang melemahkan internal Golkar yang dilakukan oleh Ketua DPD I saat.
Ini dapat dianggap sebagai penggembosan dan pembusukan Golkar di Jawa Barat dari dalam.
Tindakan itu dianggap oleh Tokoh Golkar sebagai ambisi pribadi yang alih-alih mau menguatkan posisi nya sebagai ketua DPD Provinsi, maka akan melemahkan dan membusukkan Golkar.
Bisa jadi, akibat itu akan terjadi eksodus dari para tokoh Golkar di tingkat II pindah ke Partai lain dan Golkar di Jawa Barat akan hancur dan jatuh di mata konstituennya.
Depok, 4 Mei 2023
[***]