KedaiPena.Com – Jawa Barat sebagai sebuah provinsi yang berjarak dekat dengan ibu kota Jakarta diberikan pesona alam yang sangat beragam. Mulai dari gunung, laut, sungai hingga goa hadir di tanah Jawa Barat. Tasikmalaya menjadi satu daerah yang diberikan keindahan tersebut.
Tasikmalaya yang terkenal dengan kerajinan tangan dan kuliner khas Nasi Tutug Oncom juga memiliki daya tarik wisata alam terutama goa.
Fajar Utama dari Tasikmalaya Caving Comunity mengatakan, goa di Tasikmalaya sendiri berjumlah sekitar 400-an. Goa tersebut hanya berada di Kabupaten Tasikmalaya, bukan di Kota.
“Kalau di kota terus terang wisata alam hampir tidak ada. Paling hanya ada wahana bermain Karang Resik. Kalau di kabupaten banyak ada goa dan pantai. Wisata alam lebih banyak di kabupaten,” ujar dia saat berbincang dengan KedaiPena.com, di STP Bandung, beberapa waktu lalu.
Kendati demikian, Fajar mengungkapkan, bahwa sampai saat ini banyak masyarakat baik di Kabupaten dan Kota Tasikmalaya yang tidak terlalu peduli dengan keberadaan goa sebagai sebuah tempat wisata. Mereka, kata Fajar, jauh lebih mengenal goa untuk hal mistis.
“Jangankan yang jauh, yang dekat saja masih bertanya-tanya. Ngapain ke goa? Masih mau pesugihan. Kalau goa yang terkenal dengan pesugihan itu Goa Pamijahan,” sambung Fajar.
Meski demikian, sudah ada beberapa goa yang sebenarnya siap menjadi tempat wisata. Salah satu yang paling siap untuk menjadi tempat wisata ialah Goa Bojong.
“Goa Bojong di Tasikmalaya itu goa wisata. Goa tersebut sudah siap jadi tempat wisata baik dari ornamen dan letaknya yang berada di sekitaran desa. Pas untuk tempat wisata,” imbuhnya.
Fajar mengungapkan keberadaan desa di sekitar Goa Bojong itu juga akan menjadi nilai lebih dan daya tarik bagi wisatawan. Keberadaan desa dengan warganya memberikan nilai emosional saat berwisata.
“Karena banyak alasan orang senang bermain di goa itu adalah saat bersilaturahmi dengan orang di desa-desa sekitar goa. Itu biasanya ada hubungan emosionalnya, misalnya kita hanya bawa mie instan dua buah, besoknya pengen jalan malah disakuin gula merah dan buah-buah oleh warga setempat,” seru Fajar.
Kendati demikian, kata dia, keberadaan Goa Bojong dan goa wisata lainnya di Kabupaten Tasikmalaya masih belum mendapatkan perhatian dari dinas pariwisata setempat. Belum ada pembangunan pariwisata berkelanjutan di sana.
“Ke depan bila mana goa tersebut ingin dijadikan tempat wisata kita harus bisa mengelolanya dengan baik. Mengukur daya tampung dan merawat goa tersebut secara berkelanjutan. Sayang Tasikmalaya belum open untuk hal tersebut,” pungkas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh