KedaiPena.com – Fenomena gelombang pasang yang diberitakan menimbulkan genangan di beberapa wilayah pantai selatan Jawa, seperti Pangandaran, Cilacap, Kebumen, Gesing/Gunung Kidul, Puger/Jember pada Selasa 30 Agustus 2022, dinyatakan sebagai fenomena inundasi.
Peneliti Ahli Utama Bidang Oseanografi Terapan dan Manajemen Pesisir, Pusat Riset Iklim dan Atmosfer (PRIMA), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Widodo Setiyo Pranowo menjelaskan fenomena masuknya air laut ke daratan disebut inundasi.
“Fenomena ini terjadi karena terjadi kopling antara gelombang alun (swell) berbarengan pada saat kondisi muka laut menuju pasang hingga pasang tertinggi, maka total ketinggian air di pantai bisa mencapai sekitar 4,12 meter hingga 5,34 meter. Periode gelombang alun (swell) yang berkisar antara 16 hingga 17 detik, memungkinkan proses terjadinya pembanjiran daratan pantai (inundasi) oleh gelombang kopling tersebut berlangsung sangat cepat,” kata Widodo saat dihubungi, Kamis (1/9/2022).
Ia menjelaskan gelombang alun (swell) adalah gelombang yang dibangkitkan hembusan angin yang persisten dalam waktu panjang dan area pembangkitannya (fetch) cukup panjang. Dalam hal ini, angin dari arah Samudera Hindia yang jauh, bergerak leluasa tanpa ada halangan dari samudera lepas menuju ke arah pesisir selatan Jawa.
“Fenomena inundasi ini juga dipengaruhi oleh kelandaian pantai. Kalau landai maka hanya akan masuk dan mengenangi. Tapi kalau pantainya ada struktur seperti dinding atau tembok, sementara dorongan gelombang tetap kuat tidak bisa dibendung maka yang terjadi gelombang akan pecah tapi jadi tinggi muncratannya,” urainya.
Widodo juga menyampaikan, periode musim juga mempengaruhi fenomena ini. Dimana, akhir Agustus merupakan akhir dari masa monsun angin timur/tenggara.
“September hingga November 2022, adalah masa peralihan dari monsun timur/tenggara menuju ke monsun barat/baratdaya, sehingga apabila kondisinya normal maka angin dari arah timur/tenggara berangsur akan berkurang intensitasnya. Namun, apabila kondisinya dipengaruhi oleh La Nina (moderate), maka kemungkinannya angin dari arah timur/tenggara masih akan tetap intensitasnya dan gelombang alun (swell) juga mungkin belum menurun ketinggiannya. Sehingga sangat dianjurkan kepada para nelayan dan masyarakat pesisir selatan Jawa untuk terus memantau peringatan dini cuaca dan gelombang ekstrim dari BMKG,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa