KedaiPena.Com– Komisi VI DPR RI terheran-heran dengan catatan laba bersih Rp 258 miliar sepanjang kuartal 1 2022 milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Keheranan tersebut disampaikan Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP Nyoman Parta.
Dalam rapat dengar pendapat Komisi VI DPR RI dengan Direktur Utama PT Krakatau Steel, di ruang Komisi VI DPR, kemarin, Legislator Pulau Dewata ini turut menyoroti,sejumlah masalah yang melilit perusahaan plat merah tersebut.
“Belum lama ini PT.KRAS diprediksi akan bangkrut, juga tersandung kasus korupsi, bahkan direksinya sudah menjadi jadi tersangka. Namun sekarang dari hasil perkembangan 2021 ternyata perusahaan malah mengalami keuntungan,” ungkap Patra keheranan, ditulis, Selasa,(12/4/2022).
Parta mempertanyakan hasil audit terhadap PT.KRAS tersebut. Patra mempertanyakan kebenaran dari hasil audit PT Krakatau Steel tersebut.
“Ini apakah benar hasil auditnya?? Mohon maaf ini agak keras, karena ternyata hasilnya cukup bombastis, apa memang bapak memperbaiki neraca keuangannya dan sebagainya?,” imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Silmy Karim menjelaskan produksi baja nasional mencapai 14 juta ton sepanjang 2021. Jumlah tersebut, kata dia, lebih tinggi dibandingkan produksi baja pada 2020 yang baru sebanyak 12,9 juta ton.
“Sedangkan suplai produksi nasional setelah dikurangi ekspor menjadi sebesar 57 persen,” katanya.
Silmy mengungkapkan konsumsi terbanyak dari baja nasional terserap pada sektor konstruksi sebesar 78 persen. Lalu, sektor otomotif sebesar 11,3 persen. Sedangkan di mekanik sebesar 2,6 persen dan kelistrikan mencapai 1,9 persen.
“Pada 2021 sektor konstruksi menjadi sektor pengguna baja terbesar dengan kontribusi sebesar 78 persen, diikuti sektor otomotif sebesar 11,3 persen,” ujarnya.
Menurut Sylmi, konsumsi baja nasional pada 2021 mulai menunjukan peningkatan. Silmy menjelaskan konsumsi baja nasional pada 2021 mencapai 15,5 juta ton.
Realisasi konsumsi ini naik dibandingkan konsumsi baja nasional 2020 sebesar 15,1 juta ton.
“Angka ini naik 2,5 persen dari tahun sebelumnya. Konsumsi baja nasional sejak 2015 itu terus menunjukan pertumbuhan,” terangnya.
Laporan: Muhammad Lutfi