KEMARIN ada seorang mahasiswa yang menanyakan, “Pak, apa sih bedanya ecotourism dan geotourism?. Sepertinya kok gak ada bedanya, semuanya sama saja.”
Sebuah pertanyaan yang sangat menggelitik memang, karena harus dengan jujur diakui bahwa penetapan jenis wisata yang banyak terjadi di dunia pariwisata dewasa ini, khususnya di Indonesia.
Tidak menggambarkan filosofi dan tujuan sebenarnya dari penamaan-penamaan jenis-jenis wisata tersebut.
Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut di atas kita harus membedah apa itu ecotourism dan geotourism tersebut.
Menurut Butler (1999), Fennel (2001), banyaknya pengertian ecotourism menyebabkan kebingungan dan menyulitkan dalam mengukur dan mengevaluasinya.
Fennel (2001) mengatakan bahwa saat ini terdapat sekitar 85 pengertian ecotourism dengan muatan sebagai berikut:
1. 45% hanya terjadi di kawasan alam.
2. 50% tidak berkaitan dengan budaya.
3. Memberikan manfaat ke masyarakat lokal.
4. Kadang-kadang memberikan manfaat pada budaya.
5. Educationally motivated.
6. Meminimalkan dampak terhadap lingkungan.
7. Ecotourism merupakan sebuah tempat terbangun.
8. Secara estetika menyenangkan.
9. Melihat dan mengobservasi alam.
10. Aktivitas luar ruangan hiking, climbing, fishing dan lain-lain.
11. Memberikan kontribusi pada kesehatan dan kualitas daya tarik alam.
12 Dilihat sebagai green travel.
13. Tanggung jawab ada pada pengunjung untuk membantu melestarikan kawasan.
14. Ecotourism membangun dan mempromosikan aktivitas yang dapat berkelanjutan bagi usaha dan masyarakat.
Sementara, geotourism:
1. Geotourism terjadi di working landscapes, termasuk alam, pertanian, hutan dan masyarakat.
2. Geotourism terpusat pada bentang alam dimana pengunjung berinteraksi dengan lingkungan dan masing-masing mewakili karakter geografis tempat tersebut.
3. Geotourism mencoba untuk melestarikan bentang alam wilayah melalui pengembangan nilai-nilai lokal dan menarik pengunjung menarik pengunjung yang secara aktif mempromosikan nilai-nilai lokal melalui perilaku pengunjung selama melakukan perjalanan.
4. Geotourism merupakan working landscapes.
5. Geotourism terjadi di tempat-tempat yang sudah berkelanjutan dan menyebutnya sebagai kawasan geotourism dan tidak membangun bangunan, menggunakan prasarana yang sudah ada.
6. Alam dan sekitarnya.
7. Memberikan manfaat ke masyarakat lokal.
8. Selalu memberikan manfaat pada budaya.
9. Educationally motivated.
10. Meminimalkan dampak terhadap lingkungan.
11. Secara estetika menyenangkan.
12. Melihat dan mengobservasi alam.
13. Festival, rekreasi luar ruangan, belanja, kota, cafe lokal, rodeo, sejarah, pertanian, hutan.
14. Sebuah cara hidup dalam kawasan, pengunjung mendapatkan apa yang ada di sana.
15. Pengunjung menginginkan green travel.
16. Tanggung jawab ada pada masyarakat untuk menjaga segala sesuatunya seperti adanya dan tidak merubahkan demi kepentingan pengunjung.
Dari uraian di atas ada dua hal yang sangat memberdakan antara ecotourism dan geotourism, yaitu:
1. Perbedaan dalam jenis aktivitas dan tempat.
2. Dan perbedaan terbesarnya terdapat pada tanggung jawab dalam melestarikan lingkungan dimana dalam ecotourism tanggungjawab dibebankan pada pengunjung/wisatawan dan dalam geotourism tanggung jawab dibebankan pada masyarakat.
Oleh Hery Cahyadi, akademisi STP Bandung dan peraih gelar doktor Unpad