Artikel Ditulis Oleh:Prabu Antartika, Pemerhati Sosial
ADA tiga program utama dari pemerintahan Prabowo Gibran yakni 1) hilirisasi sumber daya alam, 2) makan bergizi gratis untuk 80 juta siswa dan 3) tiga juta rumah untuk rakyat berpendapat rendah. Kali ini kita akan bahas dua program yang benar benar benar baru yakni yang ke dua dan ketiga . sementara yang pertama adalah program presiden Jokowi sebelumnya.
Makan dan rumah bagaimana ceritanya? Awal mukanya manusia makan dari alam, dari berburu, memetik buah buah dari hutan. Manusia bertempat tinggal dan berlindung di Goa Goa, membuat tempat tinggal di bawah pohon besar atau di atas pohon besar. Semua makanan dan tempat tinggal sesuai dengan kondisi lingkungan masing masing.
Begitulah perkembangan kebudayaan dan peradaban manusia. Alam dan lingkungan menentukan segalanya, manusia menyesuaikan segala makanan dan perkakas hidupnya dengan kondisi alam dan lingkungan. Tidak ada mahluk hidup atau manusia yang dapat melawan alam dan lingkungan. Untuk apa juga manusia atau mahluk melakukan itu? Menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan adalah cara terbaik bertahan hidup.
Kebiasaan hidup manusia dan caranya menyesuaikan diri dengan alam membawa manusia dalam tahapan sejarah perkembangannya setahap demi setahap. Perkembangan ini melahirkan kultur setiap manusia di setiap kondisi lingkungan alam yang dan tingkat perkembangan yang berbeda beda.
Maka lahirlah rumah yang berbeda beda, makanan yang berbeda beda, lalu melahirkan sejarah menghasilkan makanan, mengolah, dan menyimpan makanan yang berbeda beda. Itulah yang belakangan kita sebut sebagai akar budaya yang berbeda beda yakni dalam makanan dan dalam rumah yang berbeda beda tersebut.
Lebih jauh budaya dan kultur ini melahirkan cita rasa, roso, perasaan, akal budi, bahkan tutur kata, respons yang berbeda beda. Manusia punya perasaan yang berbeda ketika berada pada tempat tinggal yang asing baginya dan manusia punya selera yang berbeda pada makanan dan minuman yang tersaji.
Analisis alam, lingkungan, sejarah, kultur budaya, cita rasa inilah yang harus menjadi landasan dalam program makan bergizi gratis untuk 80 juta siswa dan program 3 juta rumah untuk rakyat berpendapatan rendah. Analisis ini tidak dapat ditinggalkan sama sekali dalam usaha ambisius memberi makan rakyat dan menyediakan tempat tinggal buat mereka. Makanan makan akan dibuang dan rumah rumah akan ditinggal kan jika tidak sesuai dengan cita rasa masyarakat.
Program ini harus merupakan revolusi kebudayaan, kembali kepada kebangsaan Indonesia, kembali kepada sejarah perkembangan masyarakat Indonesia, kembali kepada Pancasila yang merupakan sintesa dari lingkungan alam Indonesia, sejarah perkembangan masyarakat indonesia, kultur budaya bangsa Indonesia dan cita rasa bangsa Indonesia. Kedua program ini adalah tools yang komprehensif untuk mengenal jati diri sebagai bangsa Indonesia.
(***)