KedaiPena.Com – Sektor pendidikan merupakan kunci penting pembangunan sumber daya manusia atau SDM. Diusia Republik Indonesia (RI) ke 77, sektor pendidikan di tanah air masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah atau PR yang harus segera dibenahi.
Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo
Pareira menuturkan, sejumlah PR disektor pendidikan saat ini mulai dari masalah kualitas tenaga pendidik hingga jaminan kesejahteraan para tenaga pengajar atau guru.
“Masalah kualitas tenaga pendidik, jaminan kesejahteraan guru, masalah, infra struktur dan dukungan faslitas pendidikan, kurikulum pendidikan yang sesuai kebutuhan wilayah dan perkembangan teknologi,” kata Andreas begitu ia disapa kepada awak media, Kamis, (18/8/2022).
Selain itu, kata Andreas, yang sangat mencolok mata dan belum banyak berubah dari zaman ke zaman adalah jurang perbedaan kualitas pendidikan di Jawa dan luar Jawa.
“Perbedaan perlakuan dan perhatian terhadap lembaga pendidikan negeri dan swasta,” beber Andreas.
Andreas mengakui, memahami maksud dan tujuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidato kenegaraan 16 Agustus lalu yang ingin menggeser paradigma pembangunan dari Jawa sentris menjadi Indonesia sentris.
“Jujur dalam bidang pendidikan, harus diakui pendidikan kita masih Jawa sentris. Juga antara negeri dan swasta, masih terasa kita masih memberlakukan negeri sentris,”papar Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP ini.
Dengan kondisi demikian, Andreas berharap, agar Rancangan Undang-Undang atau RUU Sistem Pendidikan Nasiona atau Sisdiknas yang menjadi inisiatif pemerintah dapat memperhatikan aspek-aspek tersebut.
“RUU Sisdiknas. inisiatif pemerintah yang sedang digodok dilingkungan pemerintahan seharusnya dan perlu memperhatikan aspek-aspek ini,” ujar Andreas.
Andreas menegaskan, hal itu perlu dilakukan jika bangsa Indonesia menyambut bonus demografi tahun 2045 dengan melahirkan kualitas SDM yang setara dan mampu bersaing dalam pasar tenaga kerja global.
“Kalau kita ingin katakan menuju tahun emas 2045 kita pun bisa berbangga, bangsa ini dengan bonus demografi yang dimiliki telah melahirkan kualitas SDM yang setara dan mampu bersaing dalam pasar tenaga kerja global,” tandas Andreas.
Laporan: Muhammad Hafidh