KedaiPena.Com – Pengamat energi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng mempertanyakan fungsi dan tujuan dari holding migas antara Pertamina dengan PGN.
Pernyataan Salamuddin didasari oleh kesepakatan Indonesia dengan perusahaan asal Jepang, Inpex terkait pengembangan (Plan of Development/PoD) Proyek LNG Lapangan Abadi di Blok Masela.
“Pertamina mengambil alih PGN? Bukankah itu untuk memperkuat bisnis gas anak bangsa. Lalu mengapa blok gas terbesar diserahkan kepada asing? Mana Pertamina dan anak perusahaannya PGN dan cicit perusahaannya Pertagas,” ungkap Salamuddin kepada wartawan, Kamis, (18/7/2019).
Salamuddin melanjutkan penyerahan blok migas bulat-bulat kepada asing bahkan dengan skema adalah mendiskriminasi bangsa sendiri, BUMN sendiri.
“Hal ini jelas merupakan bentuk pengkhianatan. Bangsa Indonesia harus menuntut keadilan agar BUMN migas menguasai blok migas dengan prinsip perlakuan yang sama,” tegas Salamuddin.
Salamuddin menegaskan asing selama ini telah menguasai mayoritas kekayaan alam yang menguasai hajat hidup orang banyak.
“Jika itu terjadi maka jelas sebuah pengkhianatan kepada bangsa, negara dan konstitusi,” tegas dia.
Laporan: Muhammad Hafidh