KedaiPena.Com – Sejak jaman Presiden Soeharto, para taipan pengusaha memang memiliki berpengaruh. Tapi mereka tidak bisa mengatur Pemerintah.
Para taipan tidak bisa pesan undang-undang karena leadership Soeharto yang kuat, begitu pun tim ekonominya.
“Profesor Wijoyo Nitisastro (tim ekonomi Soeharto) juga kuat,” kata begawan ekonomi Rizal Ramli dalam sebuah kesempatan di Jakarta, ditulis Kamis (30/3/2022).
Pada kepemimpinan selanjutnya, yakni Presiden BJ Habibie, oligarki juga tidak bisa bisa mengatur. Sebab leadership Habibie kuat, begitu pun tim ekonomi yang juga oke.
“Waktu zaman Gus Dur, ya gak bisa oligarki ngatur-ngatur, kan ada kita (Menko Perekonomian) gitu loh. Lobi boleh, gak ada masalah, tapi soal kebijakan, kita yang merumuskan,” jelas Rizal.
“Dulu hampir semua taipan nunggu depan kantor saya, bahkan sampai 50 orang mau ketemu kita 15 menit doang. Tapi kita yang merumuskan strategi karena public policy untuk rakyat dan negara beda dengan kepentingan swasta gitu loh,” tegasnya.
“Di zaman Megawati Soekarnoputri pun sama. Mbak Mega kan gengsinya tinggi. Memang gampang minta Mba Mega bikinin draf undang-undang begini, yang ada diusir,” sambung eks Menko Maritim ini.
Jadi, kepribadian Mega tidak mungkin tapian bisa pesan undang-undang dan sebagainya. “SBY juga sama,” tegas dia.
Nah, Rizal melanjutkan, masa emas oligarki itu terjadi sejak jaman Jokowi. Pengusaha bukan hanya melobi, karena mereka bagian juga dari sistem. Kebanyakan pengusaha kan yang kuasa.
“Jadi mereka pesan lah undang-undang misalnya Undang-undang Omnibus Law ya. Itu saja kan, mohon maaf, ngawur berat. Tujuannya kan untuk menyederhanakan perizinan, mengurangi birokrasi, hasilnya undang-undang omnibus law 1000 halaman penjelasannya 500 halaman, yang ada lebih ruwet lagi,” kecewa Rizal.
“Begitu ruwet birokrat, di bawah paling seneng. Dengan ruwetnya ini, istilahnya kalau kita bisa bikin susah ngapain bikin gampang gitu. Jika makin ribet, maka tidak ada investor asing yang masuk, kecuali di sektor ekstraktif, sementara di sektor lain gak ada gitu,” tandas RR, sapaan dia.
Laporan: Hera Irawan