KedaiPena.com – Masyarakat Jakarta cukup dewasa dalam melihat perbedaan etnik, agama, dan warna kulit dalam menghadapi Pilkada DKI 2017 mendatang. Dalam hal agama, mereka memiliki sikap inklusif dan moderat, meski di satu sisi juga memiliki paham keagamaan yang cenderung normatif-konservatif.
Berdasarkan survei yang dirilis IndoStrategi, mayoritas masyarakat Jakarta berkeyakinan bahwa mereka tidak akan terbelah karena permainan isu SARA pada Pilkada DKI. Sebanyak 59 persen responden berkeyakinan akan hal itu.Â
Walau begitu, masih ada sebanyak 29 persen responden yang berkeyakinan Pilkada DKI akan memecah belah masyarakat. Sementara sisanya atau sebanyak 10 persen responden menyatakan ragu-ragu.
“Ini menunjukkan masyarakat DKI merupakan ‎masyarakat cerdas yang tidak termakan isu SARA,” ujar Direktur Eksekutif IndoStrategi Andar Nubowo saat memaparkan hasil surveinya di Hotel Alia Cikini, Jakarta, Selasa (10/5).
Namun begitu Andar mengingatkan agar mereka yang berkeyakinan rusuh mendapat perhatian khusus, meskipun memiliki jumlah prosentase kecil. Pasalnya, masyarakat DKI yang inklusif, moderat, dan terbuka kepada perbedaan ini akan bisa berubah menjadi beringas jika terus digempur isu SARA.
Untuk itu, pengajar FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini berpesa‎n kepada para kandidat gubernur untuk tidak menggunakan isu SARA, yang sejatinya tidak efekti mempengaruhi pilihan politik.
“Isu SARA justru bisa berakibat buruk kepada persatuan masyarakat DKI Jakarta. Ini berpotensi membelah Kebhinnekaan, persatuan dan kesatuan bangsa. Isu ini sensitif, karena menyentuh dan menyinggung sentimen publik,” tandasnya.‎
Survei ini dilakukan pada 1 hingga 12 april dengan jumlah responden 1.200 orang. Survei yang memiliki margin error plus minus 2,8 persen dan tingkat kepercayaan publik 95 persen ini dilakukan dengan menggunakan metode tatap muka dan mengisi kuisioner. (veb)