KedaiPena.Com -Â Banyak perusahaan di Jakarta yang sering mengunakan program ‘Corporate Social Responsibility’ (CSR) untuk menutupi tindakan-tindakan kejahatan mereka. Mereka menjadikan program CSR menjadi lipstik atau pemanis untuk masyarakat.
Demikian dikatakan oleh Mujtahid Hashem, cawagub independen yang berpasangan dengan Ahmad Taufik (AteMas) dalam diskusi publik Buruh Jakarta Bangkit Melawan di bilangan Tebet, Sabtu (30/4).
Di antara program CSR itu adalah dengan membuat ruang terbuka publik seperti yang dilakukan Podomoro Grup. Padahal, dalam prakteknya, perusahaan itu melakukan kejahatan korporasi dalam bentuk suap pada proyek reklamasi Teluk Jakarta.
“Padahal membangun ruang terbuka hijau adalah dalih untuk membangun peradaban sendiri. Seperti yang terjadi di Singapura, banyak program CSR berujung hilangnya tempat-tempat bersejarah dan menghilangkan kearifan lokal,” ucapnya.
Lebih lanjut, akademisi dan aktivis kemanusiaan ini menambahkan, perlunya pemerintah melakukan koreksi terhadap program-program CSR yang ada. Dan lebih mengedepankan kesejahteraan untuk pekerja dan masyarakat.
“Selain melakukan koreksi, Pemerintah juga harus menerapkan sistem yang bertujuan untuk mendisplinkan perusahaan. Agar peran CSR berfungsi dengan semestinya, dan kasus seperti Podomoro tidak kembali terjadi,” tegasnya.
(Prw/Apit)