KedaiPena.Com – 30 persen saham PT Jasa Marga Kualanamu Tol (JMKT) dijual ke pada investor dari Hong Kong dengan nominal Rp824 miliar.
Hal ini mengundang respon keras dari publik. Bagaimana tidak, Jalan Tol Medan-Kualanamu yang dibangun dengan biaya mahal, namun dilepas dengan murah.
Jika nilai 100% saham JMKT adalah Rp4,7 triliun, seharusnya harga 30% saham, di atas Rp1,55 triliun. Tapi kemudian 30% saham tersebut dijual hanya Rp824 miliar tanpa kompensasi apapun.
Pakar Infrastruktur, Bambang Susanto Priyohadi mengatakan, keadaan ini menjadi bukti tentang rendahnya perencanaan dan feasibility studies sebelum membangun jalan tol.
“Berarti bahwa tol ini belum masanya dibangun dengan tingkat LHR rendah, tapi malah dibangun secara tergesa-gesa,” kata Mantan Tenaga Ahli Kementerian Koordinator Kemaritiman Maritim ini kepada Kedai Pena, ditulis Minggu (25/4/2021).
Hal ini mencerminkan bentuk kebijaksanaan yang buruk. Jalan tol Medan-Kualanamu bukan satu-satunya tol yang dibangun dan tidak menguntungkan. Hal ini membuat Jasa Marga berdarah-darah.
“Artinya apa yang dilakukan adalah ‘cutting the lost‘. Sehingga dilakukan penjualan cepat agar laku,” imbuh dia.
Bambang menilai, kebijakan ini berbahaya. Bila yang dijual adalah jalur yang ‘tidak laku’, ia ragu ada investor yang mau beli, meski dijual dengan harga murah.
“Jual murah jalan tol tidak seperti jualan ayam goreng yang langsung bisa disantap. Ini jual ngenes alias jual BU (butuh duit). Duit sudah enggak punya, jadi semau sendiri yang bisa dia jual,” tandas Bambang.
Laporan: Muhammad Lutfi