KedaiPena.Com - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengungkapkan ada tiga program prioritas yang akan diimplementasikan oleh Kemenpar pada tahun 2017. Program-program tersebut yakni ‘digital tourism’, ‘homestay’ dan konektivitas udara.
“Untuk meningkatkan kunjungan wisman secara siginifikan ‘digital tourism’ menjadi strategi yang harus dilakukan untuk membuat pasar global khususnya pada 12 fokus yang tersebar di 26 negara,” ungkap dia dalam Jumpa Pers Akhir Tahun (JPAT) 2016 Â di kantor Kemenpar, Jakarta, Rabu (21/12).
Program ‘digital tourism’, kata dia, dimulai dengan meluncurkan ITX (Indonesia Tourism Exchange) yang merupakan ‘digital market place plarform’ dalam ekosistem pariwisata atau pasar digital.
Ekosistem pariwisata dalam pasar digital, tutur Arief, akan mempertemukan antara ‘buyers’ dan ‘sellers’ yang nantinya semua ‘travell agent’, akomodasi, atraksi akan dikumpulkan untuk bertransaksi.
“Kami berharap triwulan II/2017 sudah operasional 100% dan semua industri pariwisata sudah ‘go digital’,” jelas Arief
Selain itu, mantan Direktur Telkomsel tersebut juga memaparkan program pembangunan ‘homestay’ atau desa wisata, yang rencananya akan dimulai kembali pada tahun 2017.
Program ‘home stay’ dalam desa wisata merupakan pendukung percepatan pembangunan 10 destinasi prioritas ‘Bali baru’ yakni, Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu,Candi Borubudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi dan Morotai.
“Tahun 2017 kami menargetkan membangun 20.000 ‘homestay’, tahun 2018 sebanyak 30.000, dan tahun 2019 sebanyak 50.000 unit,” terang Arief
“Dan, sebagai ‘quick win’ pada triwulan 1/2017 akan dibangun 1000 ‘homestay’ di 10 destinasi prioritas dan destinasi lainya di antaranya Mandalika dan Borobudur masing-masing sebanyak 110 ‘home stay’,” jelas Arief
Dia melanjutkan, program prioritas Kemenpar yang paling strategis ialah pembangunan konektivitas udara, mengingat sekitar 75% kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia menggunakan moda transportasi udara.
Sehingga, ketersedian jumlah kursi pesawat menjadi kunci pencapaian target di tahun 2017 hingga 2019.
“Kapasitas seat 19,5 juta oleh perusahaan maskapai penerbangan (airlines) Indonesia dan asing saat ini hanya cukup untuk memenuhi target kunjungan 12 juta Wisman. Sedangkan untuk target 15 juta wisman tahun 2017 membutuhkan 4 juta ‘seat’,” imbuh Arief.
Untuk itu kemenpar, lanjut Arief, akan melakaukan startegi 3 A (Airlines, Airport dan Air Navigation Authorities), yang diawali dengan melakukan nota kesepahaman (Mou) dengan perusahaan penerbangan Indonesia dan asing.
“Yaitu PT Angkasa Pura I dan II dan Airnav Indonesia yang akan menambah ‘direct flight’ (penerbangan langsung) melalui pembukaan rute baru, ‘extra flight’, maupun ‘flight’ baru dari pasar potensial serta pemberian ‘incentive airport change’,” tandas Arief.‎
Laporan: Muhammad Hafidh‎