KedaiPena.Com – Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Rabu 23 Februari 1972, beker sudah berbunyi. Tim Mapala UI terbagi dua menembus puncak tertinggi Indonesia, Papua.
Tim I terdiri dari Utjun, Iqbal, Heru dan Eli. Tim II ada Djoko di muka, lalu ada James, Freddy, John, Randell dan yang terakhir Herman.
Dilansir dari buku 40 Tahun Mapala UI, tim II ketinggalan agak jauh dari tim I. Tetapi mereka dapat mengikuti jejak dengan baik.
Dan tibalah tim di Puncak Nggapulu atau Puncak jaya, tepat pukul 10:00 WIT. Bersama-sama, tim mengadakan upacara bendera dan menyanyikan padamu negeri.
Kemudian, sambil bergaya di muka kamera, mereka sadar ternyata yang diukur adalah ketinggian 4.870 meter.
“Malamnya kami pesta di base camp CGE untuk merayakan pendakian kami telah berhasil,†demikian tulisan harian Utjun.
Sukses pendakian ke Puncak Jaya atau orang setempat menyebutnya Nggapulu, diikuti lagi dengan pendakian ke beberapa puncak lainya, termasuk merintis jalur pendakian ke puncak Cartensz.
Puncak ini, nantinya menjadi puncak prestasi bagi tim lainnya, juga puncak “rezeki†bagi rekan-rekan yang menjadi pemandu profesional.
Pada Kamis, 2 Maret 1972, ekspedisi Mapala UI bongkar tenda dan siap ke Utara, menembus New Zealand Pass, untuk bergabung dengan tim penelitian dan pimpinan ekspedisi, Henry Walandouw. Dan, Kamis 9 Maret 1972, rombongan tiba di Ilaga.
“Kami disambut dengan air mata kegembiraan dan kami sangat terharu pada semua kawan-kawan yang menyambut kedatangan kami. Ternyata semua anggota team lengkap berada di sini, malam ini kami bercerita banyak sekali, semuanya diliputi suasana gembira,” tulis Utjun dalam buku hariannya.
“Aku benar-benar salut pada Henry yang banyak berkorban dalam memimpin ekspedisi ini, juga atas keteguhan usahanya seperti batu karang, tidak kenal menyerah,†sambung tulisan Utjun.
Kamis, 13 April 1972, rombongan I berangkat dengan Antonov. Sementara rombongan II berangkat dengan Hercules. Setelah singgah di Ambon, Makasar, akhirnya tim Mapala UI kembali ke Jakarta.
Laporan: Muhammad Hafidh