KedaiPena.Com – Penyebabnya tersisa 20 ribu ton beras cadangan di bulog dinilai dampak dari impor ugal-ugalan yang dilakukan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita di periode sebelumnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan saat menanggapi tersisanya 20 ribu ton beras cadangan di Bulog yang menjadi perhatian dari masyarakat.
“Iya salah satunya (impor), ” kata Daniel Johan, Rabu, (4/12/2019).
Daniel Johan pun menyarankan agar
segera diambil tindakan dan kebijakan terkait tersisanya 20 ribu ton beras di Bulog.
“Itu kan uang negara, bisa didistribusikan untuk rastra maupun beras untuk ASN,” ungkap Wasekjen PKB ini.
Untuk diketahui, 20 ribu ton cadangan beras pemerintah (CBP) yang dikelola Perum Bulog terpaksa dimusnahkan karena mengalami penurunan mutu atau disposal stock.
Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, nilai beras disposal itu mencapai Rp160 miliar dengan asumsi harga rata-rata pembelian di tingkat petani sebesar RP8.000 per kilogram.
Dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) 38 Tahun 2018, CBP memang dapat dibuang jika telah melampaui batas waktu simpan minimum empat bulan atau berpotensi mengalami penurunan mutu.
Saat ini, 100 ribu dari 2,3 juta ton beras yang tersimpan di gudang Bulog berusia di atas 4 bulan. Bahkan, menurut Tri, 20 ribu ton beras memiliki usia simpan di atas 1 tahun dan mau tidak mau harus dimusnahkan.
Laporan: Muhammad Hafidh