KedaiPena.Com– ID FOOD angkat bicara merespons laporan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menemukan sekitar 147 aset senilai Rp 3,32 triliun milik perusahaan pelat tersebut yang dikabarkan dikuasai pihak lain.
Menanggapi hal itu, VP Sekretaris Perusahaan ID FOOD Yosdian Adi Pramono memastikan pihaknya
telah menyiapkan dan melakukan sejumlah langkah untuk menarik kembali aset-aset tersebut.
“Berdasarkan laporan yang dirilis Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), disebutkan terdapat 147 titik aset yang saat ini masih belum dikelola secara penuh oleh perusahaan. Terkait hal tersebut kami sudah menyiapkan dan melakukan langkah-langkah pengamanan,” jelasnya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis,(9/1/2025).
Ia menambahkan, langkah pengamanan meliputi tracking dokumen kepemilikan terkait tanah dan bangunan milik perusahaan. Untuk aset yang masih dalam status penggunaan atau okupasi pihak ketiga, ia menuturkan, perusahaan secara bertahap melakukan mediasi untuk mengklarifikasi atas kepemilikan aset, tentunya setelah melakukan koordinasi dengan BPN setempat.
Pada tahun 2025 ini, Yosdian meneruskan, ID FOOD akan melakukan proses sertifikasi aset sebanyak 282 bidang aset. Langkah tersebut untuk meningkatkan aset clean and clear agar dapat segera dioptimalkan untuk menunjang tercapainya target produksi dan pendapatan perusahaan.
“Untuk memastikan sertifikasi tersebut, ID FOOD Group telah menganggarkan biaya pengurusan atas hak tanah dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Tahunan (RKAP) secara bertahap,” jelasnya.
Untuk mengembalikan aset yang dikuasai pihak ketiga, Yosdian menambahkan, ID FOOD terus melakukan upaya-upaya persuasif maupun hukum, seperti penerbitan surat peringatan dan surat somasi.
“Kami secara intens berkoordinasi dengan konsultan hukum/jaksa pengacara negara untuk memperoleh legal opinion, dalam rangka mendapatkan kembali hak perusahaan. Jika upaya secara persuasif tidak ditanggapi, korporasi akan meneruskan upaya hukum dalam bentuk pelaporan ke aparat penegak hukum,” paparnya.
Terkait aset yang dikuasai pihak ketiga terdapat juga aset yang telah menjadi fasilitas umum. Menurutnya, perusahaan telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan kantor pertanahan setempat untuk penentuan langkah penyelesaian lebih lanjut.
“ID FOOD juga melakukan upaya pengamanan secara administrasi, dengan menerapkan digitalisasi pengelolaan aset tetap dalam Sistem Informasi Manajemen Aset, yang berisi dokumentasi seluruh aset tetap ID FOOD Group dengan informasi yang terperinci. Selain itu, kami membentuk divisi atau unit kerja yang menangani aset tetap, termasuk melakukan inventarisasi secara terus-menerus aset-aset tetap,” terang Yosdian.
Lebih lanjut, Yosdian menjelaskan, upaya pengamanan aset ini memerlukan kolaborasi dan dukungan dari kementerian dan instansi terkait.
Pihaknya mengaku, telah berkoordinasi dengan pemegang saham (Kementerian BUMN) dan juga Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk mendapatkan arahan terkait penyelesaian permasalahan yang berkaitan dengan aset tetap.
“Dalam upaya pengembalian sejumlah aset kami juga berharap dukungan penuh dari BPN, DPR RI khususnya Komisi VI yang membidangi BUMN, serta Pemerintah Daerah. Diharapkan aset-set tersebut dapat secara penuh kembali dikelola perusahaan untuk mendukung akselerasi program swasembada pangan,” ungkap Yosdian.
“Penting untuk memastikan optimalisasi dan pengamanan aset berjalan secara beriringan, hal tersebut untuk memastikan aset-aset ID FOOD dapat terus memberikan nilai tambah bagi perusahaan dan negara,” katanya.
Yosdian kemudian menyebutkan, sejumlah langkah pengamanan aset yang telah sukses dijalankan ID FOOD pada tahun 2024, diantaranya pengamanan aset PT Sang Hyang Seri (SHS), anak perusahaan ID FOOD.
Selain itu, ID FOOD melalui PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) juga telah melakukan penyelesaian pengamanan 10 aset rumah dinas milik PPI.
“Di tahun 2024 SHS berhasil menguasai kembali aset perusahaan sebanyak 51 bidang aset berupa rumah dinas yang sebelumnya dihuni oleh pihak lain. Dengan pengamanan tersebut SHS dapat melakukan optimalisasi dan pengembangan untuk pengembangan bisnis benih perusahaan,” paparnya.
Adapun dalam rangka mendukung target swasembada pangan, saat ini ID FOOD memiliki1.085 gudang dengan total kapasitas 2,5 juta ton yang tersebar dari Aceh hingga Papua.
“Adapun 1.085 gudang tersebut terdiri dari, 525 unit dry non-food warehouses dengan kapasitas 1,4 juta ton, 535 unit dry food warehouses dengan kapasitas 1 juta ton, dan 25 unit cold storage dengan kapasitas 19 ribu ton,” tegas dia.
Gudang-gudang tersebut, tambahnya, dikelola oleh anak usaha ID FOOD yang bergerak di sektor perdagangan dan logistik, perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan, dan garam.
Menurut Yosdian, selain berupa Gudang, ID FOOD juga tengah menyiapkan aset berupa bangunan di lokasi strategis untuk dikolaborasikan sebagai dapur bagi program Makan Sehat Bergizi (MSB).
“Kami sudah melakukan pendaftaran sebagai mitra Badan Gizi Nasional (BGN) untuk penyediaan dapur MSB. Lokasi aset berada di Jakarta, Bogor, dan Bandung,” sebutnya.
“Mengingat ini diperuntukkan bagi dapur MSB, maka kami pilih aset-aset yang representatif, seperti berada di tengah pemukiman dan titik yang mudah diakses serta memiliki standar bangunan dan daya dukung lingkungan yang baik sesuai dengan persyaratan BGN,” jelasnya.
Ia pun menekankan, ID FOOD saat ini semakin gencar melakukan optimalisasi dan pengamanan aset-aset strategis perusahaan. Ia menuturkan, hal ini merupakan upaya mewujudkan swasembada pangan yang menjadi program prioritas pemerintah.
“Saat ini kami memiliki 2.097 bidang aset tetap berupa tanah dan bangunan senilai Rp 14,6 triliun. Mayoritas dari aset tersebut telah clean and clear atau siap dioptimalkan untuk mendukung swasembada pangan,” tandasnya.
Laporan: Tim Kedai Pena