Artikel ini ditulis oleh Dodi Permana, Kumpulan Rakyat Jelata.
Kami Rakyat Jelata adalah rakyat biasa, bukan bangsawan, bukan juga hartawan, tapi kumpulan orang kebanyakan.
Sangat merasakan kehidupan yang sangat susah dan menderita tanpa penghasilan yang jelas.
Namun dalam kondisi krisis sekarang, para pejabat semakin kaya, para pengusaha kaya dan keluarganya berfoya-foya.
Lebih miris lagi salah satu pengusaha keturunan malah mengondol uang negara sebanyak Rp54 triliun, total kerugian Rp76 triliun.
Di samping itu, di masa sekarang korupsi juga merajalela, konon anak Presiden pun diduga KKN.
Tentunya sangat miris uang sebanyak itu yang seharusnya dapat membuat kami rakyat jelata bisa bernafas, namun dengan enak mereka merampoknya.
Sementara Pemerintah tidak berdaya mencegah ataupun menangkap pelaku.
Sebelumnya pemerintah juga tidak berdaya menangkap mafia minyak goreng, sehingga menimbulkan kelangkaan dan mahalnya minyak goreng selama 6 bulan.
Hal berakibat naiknya harga kebutuhan lainnya sampai sekarang tidak lagi turun. Kami rakyat jelata yang menderita.
Walaupun sementara yang naik adalah harga BBM non subsidi, termasuk solar, juga berdampak terhadap rakyat jelata, karena berebut BBM subsidi, yang juga direncanakan akan naik.
Hal ini berakibat naiknya biaya transportasi,dan akan menambah kenaikan barang kebutuhan lainnya.
Bagi kami bagaikan sudah jatuh ketimpa tangga lagi.
Kondisi ini kami ikuti hanya dipandang sebelah mata oleh penguasa, para pejabat negeri yang pintar-pintar dan bergaji tinggi melalui berbagai pencitraan menyatakan kondisi baik-baik saja.
Baik buat mereka, tapi derita buat kami rakyat jelata. Para wakil rakyat yang juga digaji tinggi bungkam seribu bahasa
Melalui cara kami para rakyat jelata ingin unjuk rasa membuka hati nurani para pembesar, hanya melalui berkunjung ramai-ramai menuju Istana.
Ini adalah salah satu cara dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Ini satu-satunya cara dimana kami ingin mengungkapkan masalah, sebagian kendaraan motor masih berupa cicilan ataupun berkali digadaikan dan ada juga kendaraan berupa pinjaman dari keluarga.
Semoga usaha kami berhasil, dan perjalanan dan unjuk rasa kami dijaga dan dikawal secara simpatik oleh petugas kepolisian.
Karena kami yakin anak, saudara dan famili mereka juga banyak yang juga mengalami kesusahan.
Yang di PHK, dan yang tidak punya pencarian karena sulitnya mencari lapangan kerja.
[***]