KedaiPena.com – PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) optimistis bisa membukukan kinerja keuangan yang positif pada tahun ini. Salah satunya, didapatkan dari perdagangan karbon, yang merupakan pos baru sejak tahun 2022.
Direktur Keuangan PGE Nelwin Aldriansyah menjelaskan pos pendapatan baru dari penjualan carbon credit ini sejalan dengan peluncuran kebijakan perdagangan karbon oleh Kementerian ESDM.
“Operasional PGE telah mendapatkan sertifikasi dari berbagai lembaga karbon kredit sehingga PGE berhak untuk memonetisasi atas penjualan karbon kredit dari operasional PGE,” kata Nelwin dalam keterangan tertulisnya, Senin (20/3/2023).
Sebelumnya, Wakil Menteri BUMN I, Pahala Mansury juga mengatakan telah berkali-kali mendorong BUMN untuk mulai melakukan perdagangan karbon, kegiatan jual beli kredit karbon (carbon credit), di mana pembeli menghasilkan emisi karbon yang melebihi batas yang ditetapkan.
Dijelaskan, kredit karbon adalah representasi dari hak bagi sebuah perusahaan untuk mengeluarkan sejumlah emisi karbon atau gas rumah kaca lainnya dalam proses industrinya. Satu unit kredit karbon setara dengan penurunan emisi 1 ton karbon dioksida (CO2).
Pahala menjelaskan ada banyak standar pemeringkatan dalam penilaian karbon. Namun, yang paling banyak dilakukan adalah standar nilai karbon yang diterapkan oleh Verra. Nilai carbon offset yang diperdagangkan nilainya sekitar 20-40 dolar AS. BUMN bisa melakukan uji coba dengan harga setengahnya sebagai acuan.
“Kita melihat kolaborasi antara BUMN sendiri untuk membangun kerja sama dalam menghasilkan energi dan menurunkan emisi bisa dilakukan. BUMN kita juga bisa kerja sama dengan negara lain. Pada intinya, bagaimana BUMN bisa bersama-sama melakukan transisi energi,” pungkasnya.
Laporan: Ranny Supusepa